Taiwan Jadi Musuh Bebuyutan China, Menhan Sebut Ketegangan Keduanya Jadi yang Terparah dalam 40 Tahun Terakhir

- 6 Oktober 2021, 13:30 WIB
Menhan Taiwan sebut ketegangan dengan China saat ini terburuk dalam 40 tahun terakhir/ Ilustrasi pesawat militer.
Menhan Taiwan sebut ketegangan dengan China saat ini terburuk dalam 40 tahun terakhir/ Ilustrasi pesawat militer. /Pixabay/Wikilmages

PR BEKASI – Manuver pesawat militer China di wilayah udara Taiwan meningkatkan ketegangan antara kedua negara.

Sejak Jumat, 1 Oktober 2021, Taiwan mencatat hampir 150 pesawat China memasuki wilayah pertahanan udara mereka.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan situasi sangat serius.

Baca Juga: Ratusan Pesawat Tempur Masuk ke Taiwan, Perdana Menteri: Kita Harus Waspada, China Makin di Atas

Di hadapan parlemen, Chiu menyebutkan kondisi saat ini terburuk dalam 40 tahun terakhir.

“Bagi saya sebagai militer, situasi genting berada tepat di depan kita,” katanya, Rabu 8 Oktober 2021.

China mengancam jika perlu akan menggunakan kekuatan militer untuk menguasai Taiwan.

Baca Juga: Jelang Perang dengan China, Taiwan Minta Australia Bantu Persiapan Mereka

Menurut Chiu, China sudah memiliki kemampuan untuk menyerang Taiwan, dan sepenuhnya mampu melakukan invasi pada 2025.

“Pada 2025, China bisa menekan biaya maupun dampaknya. Saat ini mereka memiliki kemampuan, tapi tidak mudah untuk memulai perang," katanya.

Taiwan menganggarkan 8,6 miliar dolar Amerika, setara dengan Rp122 triliun, untuk persenjataan militer.  

Baca Juga: Ingin Konflik Timur Tengah Usai, China Minta Palestina-Israel Bangun Momentum Perdamaian

Militer Taiwan bersiaga untuk lima tahun ke depan dengan memperkuat persenjataan kapal perang, termasuk peluru kendali.

Amerika Serikat yang menjadi pemasok utama militer Taiwan telah menegaskan komitmennya terhadap negara pulau tersebut.

Mereka tidak hanya menjual senjata, tetapi juga mengirimkan kapal perang ke selat Taiwan.

Beijing menyalahkan kebijakan Washington yang mendukung Taiwan sebagai pemicu meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah