PR BEKASI - Ibu kota Afghanistan, Kabul, menghadapi pemadaman listrik ketika musim dingin menghampiri, The Wall Street Journal melaporkan.
Kantor berita tersebut mengatakan pasokan listrik kota tersebut beresiko karena pemerintah Taliban berhenti membayar perusahaan asing yang memasok sebagian besar listriknya.
"Konsekuensinya akan berlaku di seluruh negeri, tetapi terutama di Kabul," ujar Daud Noorzai, mantan kepala eksekutif perusahaan listrik Afghanistan kepada surat kabar itu.
Baca Juga: Anak-anak Perempuan di Afghanistan Cemas Tidak Dapat Bersekolah Lagi Sejak Dipimpin Taliban
"Akan ada pemadaman dan itu akan membawa Afghanistan kembali ke Abad Kegelapan dalam hal kekuasaan dan telekomunikasi," katanya.
Dikutip Pikiranrkayat-Bekasi.com dari Business Insider Rabu, 6 Oktober 2021, sekitar 70 persen pasokan listrik Afghanistan berasal dari luar negeri, menurut think tank Caspian Policy Center yang berbasis di DC.
Pasokan modal hampir seluruhnya berasal dari luar negeri, WSJ melaporkan.
Baca Juga: Amnesty International: Taliban Lakukan Pembantaian Etnis Hazara di Afghanistan
Ketika Taliban menguasai Afghanistan pada Agustus, mereka mengambil ahli DABS – dan mewarisi utangnya.