Dalam artikelnya, Tsai mengatakan ketika negara-negara semakin menyadari ancaman yang ditimbulkan Partai Komunis China.
Mereka harus memahami nilai bekerja dengan pulau demokratis itu.
"Dan mereka harus ingat bahwa jika Taiwan jatuh, konsekuensinya akan menjadi bencana besar bagi perdamaian regional dan sistem aliansi demokrasi," kata Tsai, seperti dikutip Pikiaranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Rabu, 6 Oktober 2021.
"Ini akan menandakan bahwa dalam kontes nilai global saat ini, otoritarianisme lebih unggul daripada demokrasi," lanjut Tsai.
Baca Juga: China Semakin Serius Perang, Kirimkan 56 Pesawat Tempur ke Wilayah Udara Taiwan
China percaya Tsai adalah separatis karena menolak menerima bahwa Taiwan merupakan bagian dari "satu China" dan telah memutuskan dialog.
Tsai mengatakan Taiwan adalah negara merdeka yang disebut Republik China, nama resminya.
Dia mengatakan bahwa Taiwan tidak mencari konfrontasi militer melainakn menginginkan hidup berdampingan secara damai, stabil, dapat diprediksi, dan saling menguntungkan dengan tetangganya.
"Tetapi jika demokrasi dan cara hidupnya terancam, Taiwan akan melakukan apa pun untuk mempertahankan diri," kata Tsai.
Baca Juga: Jelang Perang dengan China, Taiwan Minta Australia Bantu Persiapan Mereka