Ia pun menambahkan bahwa rakyat Taiwan akan "bangkit" jika keberadaan Taiwan terancam setelah menjelaskan bahwa demokrasi tidak dapat dinegosiasikan.
Dia mengulangi seruan untuk melakukan pembicaraan dengan China, selama itu terjadi dalam semangat kesetaraan dan tanpa prasyarat politik.
Namun, seruan itu telah berulang kali ditolak oleh Beijing.
Baca Juga: Anggap Serius Laga Melawan Taiwan, Timnas Indonesia Genjot Fisik dan Mental di Negeri Gajah Putih
"Di tengah gangguan hampir setiap hari oleh Tentara Pembebasan Rakyat, posisi kami dalam hubungan lintas selat tetap konstan: Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan, tetapi juga tidak akan berubah menjadi petualang, bahkan ketika ia mengumpulkan dukungan dari komunitas internasional," kata Tsai.
"Taiwan sangat demokratis dan Barat, tetapi dipengaruhi oleh peradaban China dan dibentuk oleh tradisi Asia," papar Tsai.
"Taiwan, berdasarkan keberadaannya dan kemakmurannya yang berkelanjutan, sekaligus merupakan penghinaan terhadap narasi dan hambatan bagi ambisi regional Partai Komunis China," ucap Presiden Taiwan.***