PR BEKASI - Menteri Pakistan, Asad Umar mengatakan bahwa negaranya sedang tidak terlilit utang dari China.
Sebelumnya, pihak Barat menyebut Pakistan saat ini sedang dirundung masalah utang karena China.
Pasalnya, Pakistan mendapatkan sokongan dana utang untuk kumpulan proyek infrastruktur China-Pakistan Economic Corridor (CPEC).
Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Pakistan saat Warga Terlelap, 20 Orang Meninggal
"Kami tidak memiliki masalah pinjaman dengan China," katanya dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari First Post pada Kamis, 7 Oktober 2021.
Masalah utang piutang Pakistan dengan China ini pertama kali dilaporkan tim peneliti yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Aiddata.
Berdasarkan laporan penelitian tersebut, proyek CPEC diduga menimbulkan empat masalah yang dapat mengancam kondisi finansial Pakistan.
Baca Juga: PM Pakistan Minta AS Segera Mengakui Pemerintahan Taliban di Afghanistan, Cepat atau Lambat
Di antaranya kurangnya transparansi, pengenaan pinjaman rahasia, pinjaman yang mahal, dan jumlah utang negara yang meroket akibat CPEC.
Selain itu, laporan Aiddata juga mengeklaim bahwa Pakistan meminjam uang dari China dengan rate komersial.
Menanggapi hal tersebut, Umar mengatakan bahwa utang terkait proyek CPEC ini bersifat transparan, sehingga bukanlah rahasia.
Baca Juga: Pakistan Khawatir Afghanistan Dilanda Perang Saudara, Taliban Didesak Bentuk Pemerintahan Terbuka
Pasalnya, informasi mengenai rincian utang tersebut sudah dilaporkan ke Dana Moneter Internasional (IMF).
"Pengawasan parlementer ada dalam hal itu," katanya.
Lebih lanjut, Umar menjelaskan bahwa China memberikan pinjaman dalam dua kategori, yakni pinjaman swasta dan pinjaman pemerintah ke pemerintah.
Sedangkan utang terkait proyek CPEC memiliki bunga dengan rata-rata 4 persen, yang diungkap Umar, memiliki rate bunga lebih rendah dibandingkan Bank Dunia maupun Bank Pembangunan Asia.
Umar menuturkan, Pakistan mendapatkan dana utang dari China melalui kategori pinjaman pemerintah ke pemerintah.
Selain itu, Umar mengungkapkan bahwa utang dari China hanyalah 10 persen dari total utang Pakistan, dan 26 persen utang luar negeri.
Baca Juga: Pakistan Dukung Lagi China Usai Insiden Muslim di Xinjiang: Hubungan Kami Sangat Kuat
Sedangkan 74 persen utang luar negeri yang diperoleh Pakistan sejauh ini berasal dari sumbangan negara-negara Barat.
"Pakistan memang sedang menghadapi tantangan terkait penanganan utang, tetapi itu bukan karena utang dari China," lanjut Umar.***