Menurut dr. Amporn, pandemi telah menyebabkan hilangnya nyawa dan mempengaruhi status sosial ekonomi.
Baca Juga: Kerbau Ngamuk Dobrak Toko Elektronik di Thailand, Netizen Takut Kehabisan Iphone 13
Ini cenderung terjadi secara tiba-tiba. Banyak orang kehilangan orang yang mereka cintai. Yang lain kehilangan pekerjaan atau terbebani hutang.
"Suatu hari, semuanya terbalik dan mereka tidak bisa menyesuaikan diri dengan kerugian sebesar itu," jelasnya saat diwawancarai CNA.
"Kehilangan besar seperti itu memiliki konsekuensi dan provokasi. Ini adalah jerami terakhir," ujarnya lagi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bunuh diri adalah penyebab utama kematian kedua di antara orang berusia antara 15 dan 29 tahun.
Meskipun banyak kondisi kesehatan mental dapat diobati secara efektif dengan biaya yang relatif hilang.
Baca Juga: Squid Game Sangat Digemari, Polisi Thailand Ingatkan Dampak Buruk bagi Penonton
WHO mengatakan "kesenjangan antara orang yang membutuhkan perawatan dan mereka yang memiliki akses ke perawatan tetap besar" dan "cakupan pengobatan yang efektif tetap sangat rendah".
Di Thailand, negara berpenduduk sekitar 66 juta orang, saluran konseling telepon utama Departemen Kesehatan Mental hanya beroperasi menggunakan 20 saluran.