FabIndia sendiri dikenal sebagai perusahaan besar India yang menjual pakaian, furnitur, perabot rumah tangga, dan makanan.
Perusahaan ini diketahui telah memiliki ratusan toko yang tersebar di seluruh India dan luar negeri.
Tejasvi Surya mengatakan FabIndia harus menghadapi biaya ekonomi untuk kesalahan yang disengaja seperti itu.
Anggota BJP dan kelompok nasionalis Hindu lainnya kemudian mulai menyerang FabIndia di media sosial, menuduh merek tersebut menyakiti sentimen keagamaan umat Hindu.
Menurut profesor di Pusat Studi Politik di Universitas Jawaharlal Nehru New Delhi, Nivedita Menon mengatakan bahwa Kelompok nasionalis Hindu atau yang dikenal dengan gerakan Hindutva melihat bahasa Urdu sebagai bahasa Muslim.
Baca Juga: Demi Nikahi Pelakor, Suami di India Sewa Ular Kobra untuk Racuni Istri Sah
“Kelompok nasionalis Hindu saat ini berusaha untuk menyisihkan komunitas Muslim Indonesia dengan melarang penggunaan bahasa Urdu,” katanya.
Hindutva sendiri mengacu pada gerakan supremasi Hindu berusia seabad yang berusaha mengubah India menjadi negara etnis Hindu.
Hal tersebut juga yang telah membuat terpecahnya negara Pakistan dan Bangladesh dari India menjadi negara merdeka.