PR BEKASI - Seorang pria diduga simpatisan kelompok Taliban dilaporkan membeli gadis berusia 9 tahun untuk dijadikan istri.
Sang ayah menjual anak gadisnya yang masih berusia 9 tahun lantaran tidak punya uang untuk makan.
Simpatisan Taliban ini diketahui seorang pria bernama Qorban dengan usia 55 tahun.
Baca Juga: Lisa BLACKPINK Capai 66 Juta Followers, Berikut Catatan Capaiannya di Instagram
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Mail pada 8 November 2021, gadis berusia 9 tahun ini bernama Parwana Malik.
Sang ayah, Abdul Malik, sempat menangis memohon kepada pembeli anak gadisnya agar tidak memukulinya kelak.
Abdul Malik juga mengatakan sangat terpukul ketika menyerahkan anak gadisnya kepada simpatisan Taliban.
Baca Juga: Akhirnya Polisi Ungkap Penyebab Kecelakaan Vanessa Angel dan Bibi, Kelalaian Sopir Disinggung
"Ini pengantinmu. Tolong jaga dia. Anda bertanggung jawab sekarang, tolong jangan pukul dia," ujar Abdul Malik.
Sementara itu, Parwana mengaku sang ayah menjualnya karena tidak punya uang untuk makan.
"Ayah saya telah menjual saya karena kami tidak punya roti, beras, atau tepung. Dia telah menjual saya kepada lelaki tua," ujar Parwana Malik.
Baca Juga: 8 Cara Mengatur Keuangan Perusahaan dengan Tepat dalam Berbisnis
Parwana dijual seharga 1.600 poundsterling atau sekitar Rp30 juta.
Akan tetapi, Parwana dibeli dengan gabungan antara uang tunai, domba, dan tanah.
Untuk informasi, beberapa warga Afghanistan dilaporkan menjual anak-anak perempuan mereka seharga mulai dari Rp2 juta hingga Rp7 juta.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh, warga Afghanistan terpaksa menjual anak gadis mereka karena kemiskinan.
Pasalnya, ada sekitar 23 juta warga Afghanistan mengalami krisis pangan menjelang musim dingin.
Sebagaimana diketahui, pemerintahan Afghanistan kini dijalankan oleh kelompok Taliban.
Pemerintahan Afghanistan diambil alih oleh Taliban terhitung pada tanggal 15 Agustus 2021 lalu.
Dampak dari berkuasanya Taliban di Afghanistan yakni banyaknya warga yang mengalami kelaparan.
Laporan adanya penjualan anak gadis oleh sejumlah warga Afghanistan ini diperoleh berdasarkan penyelidikan Senat Australia di Afghanistan.
Sementara itu, Direktur Dewan Pembangunan Internasional Australia Tim Watkin menyerukan agar membantu krisis kemanusiaan yang terjadi di Afghanistan ini.
"Apa yang terjadi di Afghanistan membutuhkan banyak bantuan kemanusiaan," katanya.
Sejumlah aktivis kemanusiaan meminta pemerintah Australia turut bersuara terkait krisis kemanusiaan ini.
Aktivis kemanusiaan meminta kuota tambahan suaka pengungsi Afghanistan sebanyak 20 ribu.
Menurut keterangan, sudah lebih dari 130 ribu pengungsi Afghanistan mengajukan suaka di Australia.
Di sisi lain, Perdana Menteri Scott Morrison sempat mengatakan akan ada minimal 3 ribu visa kemanusiaan yang disisihkan untuk pengungsi Afghanistan.
Wakil CEO Save the Children Australia Matthew Tinkler juga mengungkap telah menyediakan dana bantuan untuk pengungsi Afghanistan.
Australia sudah menyediakan bantuan sebanyak Rp1,4 triliun untuk pengungsi Afghanistan.
Anggaran ini khusus untuk agenda kemanusiaan, terutama kelangsungan hidup anak-anak Afghanistan.
"Pemerintah Australia harus memastikan bahwa kelangsungan hidup dan kesejahteraan anak-anak Afghanistan adalah inti respon nasional," ucapnya.***