Kekayaan bersih global meningkat menjadi 514 triliun dolar AS pada tahun 2020, dari sebelumnya 156 triliun dolar AS pada tahun 2000.
China menyumbang hampir sepertiga bagian dari kekayaan bersih global tersebut.
Kendati demikian, China saat ini dihadapkan pada ancaman krisis ekonomi akibat lonjakan harga real estat.
"Melonjaknya nilai real estat dapat membuat kepemilikan rumah tidak terjangkau bagi banyak orang, dan meningkatkan risiko krisis keuangan seperti yang melanda AS pada 2008," kata laporan itu.
Selain itu, China terancam mengalami nasib yang sama seperti AS, terutama dengan adanya utang dari salah satu raksasa properti di negaranya.
"China berpotensi mengalami masalah serupa atas utang pengembang properti seperti China Evergrande Group," sambungnya.
Baca Juga: Cek Fakta: Indonesia Dikabarkan Akan Hancurkan China dengan Senjata Nuklir, Benarkah?
Untuk mencegah hal itu, China dapat mendorong investasi yang lebih produktif guna meningkatkan PDB global.
"Skenario mimpi buruk adalah jatuhnya harga aset yang dapat menghapus sepertiga kekayaan global, membuatnya lebih sesuai dengan pendapatan dunia," kata laporan itu.***