Peringatkan Terjadinya Perang Armageddon, China Minta AS dan Australia Tak Ikut Campur dalam Urusan Taiwan

- 21 November 2021, 08:15 WIB
Pakar hubungan internasional China menyatakan perang Armageddon akan terjadi bila AS dan Australia cegah China rebut kembali Taiwan.
Pakar hubungan internasional China menyatakan perang Armageddon akan terjadi bila AS dan Australia cegah China rebut kembali Taiwan. /PIXABAY

 

PR BEKASI – Seorang pakar hubungan internasional China memperingatkan bahwa perang “Armageddon” bisa terjadi kapan saja.

Menurut pakar dan penerjemah hubungan internasional China, Victor Gao, perang Armageddon tersebut bisa terjadi bila Amerika Serikat (AS) dan Australia berusaha menghentikan China untuk merebut kembali Taiwan.

“Siapaun pihak yang ingin mencegah Taiwan kembali ke pelukan China, mereka akan gagal. Jika AS dan Australia melancarkan perang, maka hal buruk akan terjadi,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Minggu, 21 November 2021.

“Perang antara China dan AS akan segera meningkat di luar kendali, dan itu akan menjadi perang Armageddon. Inilah yang saya harap akan disadari oleh orang-orang Australia,” tambahnya.

Baca Juga: China Minta Rakyatnya Timbun Makanan dan Obat-obatan, Ancaman Perang dengan Taiwan dan AS Makin Nyata?

Gao juga menambahkan AS dan Australia untuk tidak ikut campur dalam urusan Taiwan agar dunia lebih terasa damai.

“Biarkan daratan China bersatu dengan Taiwan, dan itu akan membuat orang China, AS, Australia, dan umat manusia secara keseluruhan lebih bahagia dan lebih aman," katanya.

“Jangan menarik pelatuknya. Mari berdamai daripada berperang. China lebih memilih perdamaian daripada perang, itulah kuncinya,” tambahnya.

Seperti diketahui, militer China saat ini sudah bersiap siaga menunggu komando dari Presiden Xi Jinping untuk melakukan serangan ke Taiwan.

Baca Juga: Rusia-China Bangun Stasiun Pelacakan di Indonesia, Bertekad Lawan AS dari Ruang Angkasa

Militer China dilaporkan telah mencapai kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan blokade udara dan laut, serangan siber, dan serangan rudal terhadap Taiwan.

China sendiri diketahui ingin menegakan kebijakan “Satu China”, yang menegaskan bahwa China yang dipimpin oleh Partai Komunis China sebagai satu-satunya negara China yang berdaulat dengan Taiwan sebagai salah satu provinsinya.

Dengan kata lain, China saat ini melihat Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan akan mereka rebut kagi dengan berbagai cara apapun, termasuk dengan perang.

Kebijakan China tersebut tidak disetujui oleh masyarakat Taiwan yang percaya bahwa negara mereka merupakan negara yang sudah merdeka.

Presiden AS, Joe Biden, diketahui telah berjanji untuk membela Taiwan jika China menyerang.

Baca Juga: Senator AS Sebut China Ingin Kuasasi Dunia, Masukan Taiwan ke Daftar Awal Serangan Sebelum Serang Negara Lain

Meskipun tidak ada hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, AS berkewajiban untuk mempertahankan Taiwan di bawah ketentuan Undang-Undang Hubungan Taiwan, di mana AS menjual senjata ke Taiwan.

Xi Jinping sendiri diketahui telah memperingatkan Joe Biden minggu ini bahwa mendukung kemerdekaan Taiwan seperti “bermain dengan api".

“Langkah seperti itu sangat berbahaya, seperti bermain api. Siapa pun yang bermain api akan terbakar,” kata media pemerintah China, Global Times.

Australia juga telah berjanji untuk mendukung AS dalam mempertahankan kemerdekaan Taiwan dari serangan China.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah