PR BEKASI - Presiden Erdogan menyatakan akan kembali menjalin hubungan regional dengan Uni Emirat Arab (UEA).
Menurut Presiden Erdogan, hal tersebut diperlukan karena hubungan negara Turki dan UEA terjadi kerenggangan selama bertahun-tahun.
Sehingga Presiden Erdogan merasa perlu untuk melupakan kekosongannya dari pemerintah UEA.
Baca Juga: Simak Syarat dan Aturan Baru untuk Jamaah Umrah dari Indonesia
Saat terjadinya titik terendah kepemimpinan Presiden Erdogan pada 2012 silam, Putra Mahkota UEA Abu Dhabi melakukan kunjungan ke Turki.
Kunjungan tersebut merupakan perjalanan resmi pertama kali yang dijadikan sebagai kunjungan tingkat tertinggi pejabat Emirat.
Minggu lalu, Putra Mahkota Abu Dhabi kembali melakukan kunjungan ke Turki, tepatnya di kota Ankara.
Baca Juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 30 November 2021, Pagi Ini Angka Pasien Sembuh Lampaui 2 Kali Kasus Baru!
Selain itu, kehadirnan putra mahkota lainnya, Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan, melakukan pengawasan penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan Erdogan.
Kesepakatan kerja sama tersebut berisi tentang investasi UEA yang ada di Turki.
Pejabat Emirat menyampaikan bahwa UEA telah mengalokasikan dana sebesar 10 miliar dollar atau Rp143.2 triliun.
Erdogan mengumumkan rencananya untuk melakukan kunjungan ke UEA pada Februari 2022 mendatang.
“Insya Allah, saya akan melakukan kunjungan kembali ke UEA pada bulan Februari,” kata Erdogan, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari arabnews, pada Senin, 29 November 2021.
Turki perlu kekuatan regional dengan UEA lantaran menghindari terjadinya isolasi internasional yang menimpa sebelumnya.
Selain dengan UEA, Erdogan juga akan membangun kembali kedekatannya dengan regional lainnya seperti Mesir dan Israel.
Hal ini dilakukan dengan cara menunjuk kepada para duta besar dari masing-masing negara.***