Profesor Oxford Inggris Ungkap Dampak Pemakaian Masker pada Varian Covid-19 Omicron

- 1 Desember 2021, 21:15 WIB
Profesor Oxford Inggris, peringatkan bahwa vairan Omicron tetap menyebar meski patuh prokes dengan memakai masker.
Profesor Oxford Inggris, peringatkan bahwa vairan Omicron tetap menyebar meski patuh prokes dengan memakai masker. /Pixabay

“Di kedua negara, tingkat prevalensi yang sangat tinggi terus berlanjut selama berbulan-bulan. Dengan demikian, perubahan baru yang diumumkan tidak akan berdampak banyak jika Omicron benar-benar menyebar dengan cepat," tambahnya.

Para ahli masih membahas tentang seberapa besar dampak masker dalam mencegah penyebaran Covid.

Baca Juga: MPR Minta Menkeu Sri Mulyani Dipecat Gegara Anggaran Dipangkas, Abdillah Toha: Tidak Punya Malu

Beberapa percaya penutup wajah ini hanya berguna ketika jarak sosial tidak dapat dipertahankan, sementara yang lain berpikir bahwa mereka mencegah pengambilan partikel virus di udara bahkan ketika orang tidak dekat.

“Kami tentu dapat mengatakan dengan yakin bahwa semua pembatasan tambahan di negara-negara itu tampaknya tidak terlalu berpengaruh, mengingat lintasan infeksi. tidak jauh berbeda dengan di Inggris," kata Robert Dingwall, seorang profesor sosiologi di Universitas Nottingham Trent dan mantan penasihat Covid Pemerintah.

“Namun, kami tidak dapat melanjutkan untuk memilih satu elemen dan menarik kesimpulan tentang itu. Mandat topeng hanyalah satu bagian dari paket, dan perbandingannya seringkali kurang detail tentang penegakan dan kepatuhan," ujarnya.

Baca Juga: Rencana Reuni 212 di Masjid Az Zikra Ditolak Keluarga Almarhum Ustad Arifin Ilham, Karena Masih Suasana Duka

“Saya mendengar, misalnya, bahwa Aberdeen jauh lebih santai daripada Glasgow atau Edinburgh dan saya menduga bahwa begitu Anda masuk ke kota-kota kecil, hanya sedikit yang terjadi," tambahnya.

Namun, beberapa ilmuwan percaya bahwa masker dapat membantu bila digunakan bersamaan dengan intervensi lain.

"Perlindungan tidak hitam dan putih masking, jarak sosial, dan peningkatan ventilasi hanya mengurangi risiko ini, mereka tidak menghilangkannya sepenuhnya," kata Dr Julian Tang, profesor kehormatan dan ahli virologi klinis di University of Leicester.

Halaman:

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: PR Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah