Kurangi Jumlah Pasukan Militer, Inggris Justru Bakal Beli Alat Canggih untuk Lawan China dan Rusia

- 8 Desember 2021, 16:12 WIB
Inggris mengatakan akan merampingkan jumlah tentara militer karena China dan Rusia timbulkan ancaman.
Inggris mengatakan akan merampingkan jumlah tentara militer karena China dan Rusia timbulkan ancaman. /Pixabay/12019

PR BEKASI - Menteri Luar Negeri untuk Pertahanan, Ben Wallace, menyampaikan bahwa tentara Inggris akan dikurangi menjadi 72.500 pada tahun 2025.

Keputusan Inggris tersebut tercantum dalam dokumen komando Pertahanan dalam Era Kompetitif yang baru.

Pada 2015 lalu, pemerintah Inggris menargetkan 82.000 personel yang ada, namun kini telah dibatalkan.

Saat ini, ada kekhawatiran yang menguar jika Angkatan Darat Inggris tidak akan cukup kuat untuk menghadapi tantangan yang dibuat oleh kekuatan militer Rusia, China dan Korea Utara yang terus tumbuh.

Baca Juga: Lirik Lagu Janji Manis 'Benar Kata Orang Dahulu Kasih Jangan Keterlaluan' – Masdo Viral di TikTok

Ketua BRITPAC Inggris Henry Bolton mengungkapkan jika dirinya merasa senang saat Laksamana Sir Tony Radakin, Kepala Staf Pertahanan, telah dengan tepat menyebut Rusia, China, Korea Utara, dan Iran sebagai ancaman utama bagi Inggris.

“Namun, kami memiliki generasi politisi yang berjanji untuk menangani banyak hal tetapi tidak pernah melakukannya. Army 2020 akan mengurangi tank kami menjadi 127!" katanya, menyebut semua itu sebagai kegilaan.

Tinjauan Perpustakaan House of Commons tentang Angkatan Darat yang diterbitkan awal tahun ini menyampaikan bahwa pada 1 Januari 2021, kekuatan tentara yang dilatih perdagangan adalah 76.300.

Angka tersebut tujuh persen di bawah dari yang ditetapkan dalam Strategic Defense and Security Review (SDSR) 2015 sebanyak 82.000 personel.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 8 Desember 2021: Aldebaran Siapkan Uang Rp5 Miliar untuk Tebus Andin

Dikatakan bahwa tentara masih belum memenuhi target tersebut sejak pertengahan dekade terakhir.

Mengenai pengurangan Angkatan Darat, tinjauan Perpustakaan House of Commons menambahkan bahwa kegelisahan juga dirasakan mantan pejabat terkemuka Amerika.

“Mantan Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, mengatakan, jika diberi opsi, dia akan mempertahankan tingkat kekuatan," ujarnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Express.

Sementara itu, pada saat yang sama peningkatan kekuatan militer terus dibangun oleh China.

Baca Juga: Soal Kematian Novia Widyasari, Indonesia Jadi Negara Kedua Paling Berbahaya untuk Wanita Se-ASEAN

Saat ini jumlah pasukan darat China disebut terdiri dari hampir satu juta orang.

Karena Inggris mengurangi ukuran pasukan daratnya sendiri, negara terpadat di dunia itu berinvestasi dalam persenjataan dan peralatan canggih.

China kini sedang merombak struktur komando militer mereka untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya.

PKC telah banyak berinvestasi dalam platform senjata otomatis dan persenjataan hipersonik.

Baca Juga: MAMA 2021 Segera Digelar Bulan Ini, Sempat Ditunda Lantaran Staff Positif Covid-19 hingga LineUp Presenter

Kepada salah satu media dikatakan oleh seorang analis militer China yang berbasis di Beijing bernama Yin Dongyu perihal potensi konflik China dan AS di Laut China Selatan.

“Suara yang semakin keras yang membunyikan alarm dari potensi konflik China-AS di Laut China Selatan," katanya.

Dia menyatakan sebagian besar berasal dari fakta bahwa AS saat ini melihat tentara China yang terus tumbuh dan mereka berada di pijakan yang sama.

Hal itu menjadi indikasi yang cukup bagis mengenai perkembangan kekuatan China yang terus dibangun.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah