Keluarkan Prediksi Mengerikan, Ilmuwan: Bumi Akan Alami Kepunahan Massal Keenam Akhir Abad Ini

- 10 Desember 2021, 08:12 WIB
Bumi diprediksi akan mengalami kepunahan massal keenam pada akhir abad ini, 99,9 persen kehidupan punah. /Pixabay/dafandorBumi diprediksi akan mengalami kepunahan massal keenam pada akhir abad ini, 99,9 persen kehidupan punah.
Bumi diprediksi akan mengalami kepunahan massal keenam pada akhir abad ini, 99,9 persen kehidupan punah. /Pixabay/dafandorBumi diprediksi akan mengalami kepunahan massal keenam pada akhir abad ini, 99,9 persen kehidupan punah. /Pixabay/dafandor

PR BEKASI – Para ilmuwan memprediksi Bumi mungkin akan menghadapi peristiwa kepunahan massal keenam dalam waktu dekat ini.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh para ilmuwan di Institut Teknologi Massachusetts (MIT) hal tersebut dikarenakan perubahan iklim mendorong lautan kita ke ambang kehancuran.

Setidaknya, lima kepunahan massal telah terjadi di masa lalu yang didorong oleh fenomena alam dan kosmik.

Baca Juga: Tak Mau Jika Gala Sky Merasakan Hidup Susah, Fuji Beri Pesan Ini kepada Doddy Sudrajat

Para ilmuwan memperkirakan hingga 99.9 persen dari semua kehidupan, tumbuhan dan hewan, telah musnah.

Kepunahan massal terbaru, yang disebut Kepunahan massal Tersier Kapur, terjadi sekitar 66 juta tahun yang lalu ketika asteroid raksasa menghantam Bumi di lepas pantai Meksiko modern.

Tidak hanya kepunahan massal Tersier Kapur yang secara tiba-tiba mengakhiri eksistensi dinosaurus, tetapi juga memusnahkan hingga 75 persen dari semua kehidupan di Bumi pada tahap itu.

Baca Juga: Loker Desember 2021: Wings Group Buka Banyak Posisi Lowongan Kerja Bagi Fresh Graduate Semua Jurusan

Banyak ilmuwan khawatir nasib serupa dapat kembali terjadi di Bumi pada masa depan dengan yang lebih mengkhawatirkan manusia mungkin memiliki andil dalam kepunahan massal di Bumi.

Menurut ahli geofisika MIT, Daniel Rothman, aktivitas manusia berpotensi mengganggu siklus karbon global dan memicu bencana ekologis akibat perubahan iklim selama 10.000 tahun.

Ilmuwan sebelumnya telah berbicara tentang prediksinya yang mengerikan yang diklaim bisa terjadi pada akhir abad ini.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sabtu, 11 Desember 2021: Gemini dan Cancer Harus Waspada, Ada Musuh dalam Selimut

Dalam satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, ia menganalisis perubahan siklus karbon selama 540 juta tahun terakhir, termasuk lima kepunahan massal terakhir.

Dia menggunakan ini untuk menentukan ambang kapasitas dalam siklus karbon, di luar itu dia percaya kondisi di Bumi menjadi terlalu tidak stabil untuk menopang kehidupan akibat perubahan iklim yang terus memburuk.

Berdasarkan penelitiannya, Profesor Rothman mengklaim Bumi bisa memasuki "wilayah yang tidak diketahui" pada tahun 2100.

Baca Juga: Loker Desember 2021: AHM Buka 7 Posisi Lowongan Kerja Bagi Fresh Graduate Semua Jurusan

Hal tersebut dapat menyebabkan bencana di seluruh Bumi yang bisa berlangsung hingga 10.000 tahun.

Dia mengulangi keprihatinannya dalam sebuah wawancara baru dengan media asal Israel, The Times of Israel.

"Setiap kali ada peristiwa besar dalam sejarah kehidupan, ada juga gangguan besar terhadap lingkungan. Hal-hal ini cenderung menyatu," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Jumat, 10 Desember 2021.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Seorang Nenek Bertahan di Gunung Semeru hingga 12 Santriwati Bandung Alami Pencabulan

Para ilmuwan prihatin dengan jumlah karbon yang disimpan ke lautan sebagai akibat dari perubahan iklim buatan manusia.

Terlalu banyak karbon di lautan membuat air menjadi terlalu asam dan berpotensi tidak ramah bagi banyak spesies.

Menurut Profesor Rothman, setidaknya empat dari lima kepunahan massal masa lalu telah dikaitkan dengan peningkatan laju perubahan siklus karbon.

Baca Juga: Lesti Kejora Siap Jadi Ibu, Rizky Billar Selalu Peringatkan Sang Istri Soal Pantangan Ibu Hamil

Profesor Rothman memperkirakan ambang batas karbon di lautan adalah sekitar 300 giga ton per abad.

Sayangnya, beberapa perkiraan menunjukkan bahwa Bumi berada di jalur yang tepat untuk menambahnya hingga 500 gigaton pada tahun 2100.

"Kepunahan massal mewakili beberapa jenis kaskade umpan balik positif yang menyebabkan kehancuran ekosistem global,” katanya.

Baca Juga: Data Terbaru Kasus Covid-19 Indonesia Jumat 10 Desember 2021, Pagi Ini Jumlah Pasien Baru 220 Orang

"Apa yang kita lihat hari ini sangat serius, namun, saya tidak tahu seberapa banyak yang diperlukan untuk membawa kita ke titik kritis yang akan menciptakan kepunahan massal bagi ekosistem global,” tambahnya.

Masalah utama saat ini, menurut para ilmuwan adalah membatasi manusia untuk mencemari lingkungan dan mencari cara untuk melawan perubahan iklim di atmosfer.***

Editor: Asytari Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x