Hal tersebut dirinya lakukan karena Elon Musk menganggap sumber daya di Bumi semakin berkurang akibat perubahan iklim semakin memburuk sehingga dapat mempercepat kiamat.
"Tujuannya secara keseluruhan adalah membuat kehidupan menjadi multi-planet dan memungkinkan umat manusia menjadi peradaban luar angkasa," kata Elon Musk.
Baca Juga: Ustaz Ujang Busthomi Datangi Warga yang 4 Tahun Dipasung, Diduga ODGJ
Tetapi, rencana gila Elon Musk tersebut ditanggapi dengan skeptis oleh para ahli, salah satunya adalah Roger Wiens, seorang ilmuwan yang berbasis di Los Alamos di New Mexico, yang saat ini memimpin instrumen laser SuperCam di rover Perseverance di Mars.
"Mars, dengan atmosfer yang mengandung karbondioksida mungkin menjadi tempat yang baik untuk menumbuhkan tanaman jika mereka tetap hangat dan disiram, tetapi itu akan menjadi tempat yang mengerikan untuk menurunkan hewan,” katanya.
“Manusia mungkin cukup pintar untuk menggunakan sistem pernapasan oksigen, tetapi apakah seekor hewan akan cukup pintar untuk menyesuaikan sistem seperti itu jika ia jatuh dari wajahnya? Saya tidak berpikir begitu,” tambahnya.
Jonathan McDowell, seorang astrofisikawan di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics juga skeptis terhadap rencana peluncuran bahtera Nabi Nuh buatan Elon Musk tersebut.
Dia mengatakan kemungkinan rencana tersebut akan memakan waktu beberapa abad sampai manusia dapat memelihara hewan di Mars.
“Manusia hanya bisa eksis sebagai bagian dari biosfer dan ekologi yang kompleks dengan banyak spesies,” katanya.