Diplomasi Nuklir Dikecam, Israel Tuduh Iran Lakukan 'Pemerasan'

- 23 Desember 2021, 15:24 WIB
Penasihat Keamanan AS memperingatkan soal diplomasi nuklir Iran pada tahun 2015. Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett beri tanggapan.
Penasihat Keamanan AS memperingatkan soal diplomasi nuklir Iran pada tahun 2015. Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett beri tanggapan. /REUTERS

PR BEKASI - Perdana Menteri (PM) Israel, Naftali Bennett menegaskan kembali terkait penentangan negaranya terhadap diplomasi nuklir pada tahun 2015 lalu.

Negosiasi nuklir pada tahun 2015 itu berisi kesepakatan mengenai penghidupan kembali nuklir Iran dengan penasihat AS, Jake Sullivan.

Jake Sullivan mengatakan pada 22 Desember 2021 bahwa AS dan Israel berada di titik kritis.

Baca Juga: Hubungan Turki - Israel Kembali Mesra Usai Erdogan Telepon Naftali Bennet

Jake Sullivan juga mengajak Naftail Bannet untuk menjaga keamanan dan mengembangkan strategi bersama.

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari RFERL.org pada Kamis, 23 Desember 2021, Jake Sullivan melaporkan usulan penghidupan kembali nuklir Iran itu ketika di Wina.

Namun, justru kesepakatan AS dengan Iran telah berjalan lambat dengan jangka waktu pengembangan sangat singkat.

Baca Juga: Israel Tolak Gagasan Angela Merkel untuk Perdamaian, Naftali Bennett: Palestina Negara Teroris

PM Naftail Bennett telah membahas upaya memperbarui kesepakatan dengan Jake Sullivan.

Bahkan Israel telah berulang kali mengkritik pembicaraan di Wina untuk memulihkan kesepakatan.

Putaran terakhir kesepakatan Iran dan kekuatan dunia ditunda pada 17 Desember 2021.

Baca Juga: Naftali Bennet Ogah Bertemu Presiden Palestina, 'Ngambek' setelah Israel Dilaporkan ke Pengadilan ICC

PM Naftail Bennett telah menyerukan agar negosiasi dihentikan dan menuduh Iran melakukan pemerasan nuklir.

Presiden AS Joe Biden juga menyatakan minatnya untuk bergabung dengan perjanjian Iran.

Joe Biden juga siap membantu keberlangsungan pengembangan Nuklir Iran.

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: RFERL.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x