Iran Ingin Tambah Kekuatan Militer, Ayatollah Ali Khamenei Sebut Amerika Serikat Lakukan Kejahatan Perang

- 8 Februari 2020, 20:16 WIB
PEMIMPIN Ayatollah Ali Khamenei berbicara di hadapan pasukan angkatan udara Iran di Tehran, Iran, Sabtu 8 Februari 2020.*
PEMIMPIN Ayatollah Ali Khamenei berbicara di hadapan pasukan angkatan udara Iran di Tehran, Iran, Sabtu 8 Februari 2020.* /OFFICIAL KHAMENEI WEBSITE/REUTERS/

Revolusi yang dimaksud Ayatollah Ali Khamenei adalah Revolusi Iran tahun 1979 yang menggulingkan kekuasaan Shah Mohammad Reza Pahlavi, pemimpin Iran yang didukung Amerika Serikat kala itu.

Baca Juga: Tagar #GubernurTerbodoh Kembali Muncul di Media Sosial saat Banjir Jakarta

Ayatollah Ali Khamenei juga melarang para pejabat Iran berkomunikasi atau mengadakan pembicaraan dengan Amerika Serikat jika Washington tidak juga mengangkat embargo.

Menurut Ayatollah Ali Khamenei, Iran harus menjauhkan ekonominya dari kebergantungan ekspor minyak.

Pada 2015, Iran membuat perjanjian bahwa program pengembangan nuklirnya akan dihentikan dan embargo ekonominya akan dicabut.

Tahun 2018, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengabaikan perjanjian tersebut dan memanaskan hubungan antara kedua negara.

Iran dan Amerika Serikat menapaki langkah menuju peperangan ketika salah satu jenderal Iran yang paling dikenal, Qassem Soleimani, terbunuh dalam serangan pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat.

Sebagai serangan balasan, Iran menembakkan peluru kendalinya ke target-target milik Amerika Serikat di Irak.

Menurut televisi Iran, 80 “teroris dari Amerika” telah terbunuh dan berbagai helikopter dan perlengkapan militer milik Amerika Serikat rusak. Namun, tak ada bukti yang menguatkan pernyataan itu.

Amerika Serikat menyangkal dan menyatakan bahwa tidak ada korban dalam serangan tersebut.

Halaman:

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah