Ahli Mikrobiologi: Virus Corona Bisa Mati oleh Kenaikan Suhu

- 16 Maret 2020, 06:05 WIB
ILUSTRASI. Peneliti mengenakan pakaian pelindung lengkap sebelum masuk ke dalam sebuah laboratorium di pusat pengendalian dan pencegahan di tengah merebaknya wabah virus Corona di Taiyuan, Provinsi Shanxi, Tiongkok, Jumat 14 Februari 2020.* /ANTARA
ILUSTRASI. Peneliti mengenakan pakaian pelindung lengkap sebelum masuk ke dalam sebuah laboratorium di pusat pengendalian dan pencegahan di tengah merebaknya wabah virus Corona di Taiyuan, Provinsi Shanxi, Tiongkok, Jumat 14 Februari 2020.* /ANTARA /

"Biasanya mereka cenderung menyukai cuaca dingin dan kondisi kering," ujarnya.

Baca Juga: Ingin Fokus pada Yayasan Perbaikan Sistem Kesehatan dan Kemiskinan, Bill Gates Mengundurkan Diri dari Microsoft

Dia juga mengatakan bahwa banyak peringatan di luar sana yang belum diketahui dan berharap virus corona mengikuti pola influenza.

"Kasus-kasus sebagai besar menghilang pada Mei, setidaknya karena cuaca cenderung semakin hangat pada saat itu dan lembab," tuturnya.

"Jika Anda melihat insiden kelangsungan hidup dari virus corona, itu lebih suka suhu yang lebih rendah dan kelembaban relatif kering," lanjutnya.

Baca Juga: Hewan Liar Masih Dijual di Vietnam Picu Kekhawatiran Muncul Virus Baru

Nelson Michael, seorang peneliti medis militer AS terkemuka ikut mengaminkan pendapat para ilmuwan tersebut.

"Ini adalah virus pernapasan dan mereka selalu memberi kita masalah selama cuaca dingin, untuk alasan yang jelas," terangnya.

"Kita semua di dalam, jendelanya tertutup, dan sebagainya, jadi kita biasa menyebutnya influenza atau musim flu," ucap peneliti medis tersebut.

Baca Juga: WHO Desak Seluruh Negara Dunia Tingkatkan Tanggap Darurat Virus Corona

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah