From Hero to Zero, Curhatan Para Pekerja yang Hidupnya Jungkir Balik Akibat Pandemi Virus Corona

- 20 Maret 2020, 08:45 WIB
KOKI Irlandia, Cuan Greene, yang kehilangan pekerajaannya di restoran Bastible Dublin setelah ditutup karena virus corona.*
KOKI Irlandia, Cuan Greene, yang kehilangan pekerajaannya di restoran Bastible Dublin setelah ditutup karena virus corona.* /Reuters/

PIKIRAN RAKYAT - Pada Minggu pagi, koki Irlandia Cuan Greene bangun untuk melihat kembali kehidupannya.

Surat kabar Observer Inggris mengatakan kepada para pembaca, bahwa masakannya akan membuat mereka "sangat pusing dan gembira".

Beberapa jam kemudian dia keluar dari pekerjaannya.

Bastible, restoran Dublin di mana ia menjadi kepala koki, tutup sebagai akibat dari melonjaknya ancaman virus corona yang telah mencapai angka 557 dengan 3 kematian. Greene (27) dan 13 rekan kerjanya telah dilepaskan statusnya.

Baca Juga: Cuaca Bekasi Hari Ini: Jumat, 20 Maret 2020 Terjadi Hujan Ringan Sore Hari 

"Ketika Anda mendapatkan ulasan yang bagus, ini adalah minggu yang istimewa setiap saat, dan minggu-minggu itu berubah menjadi bulan yang luar biasa," katanya.

"Itulah yang mengecewakan, karena dengan apa yang terjadi, Anda merasa agak terhambat," ucap Greene, yang bekerja di restoran Denmark yang terkenal di dunia, Noma sebelum kembali ke rumahnya di Dublin.

"Itu sangat sulit untuk diterima, saya harus mengakui dan itulah yang membuatku berbalik di malam hari," katanya.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 20 Maret 2020, kesengsaraan Greene adalah contoh bagaimana pandemi virus corona menghancurkan bisnis perhotelan, terlepas dari ukuran dan kesuksesan.

Baca Juga: MUI Bekasi Minta Salat Jumat Tetap Dilaksanakan, Masjid Al-Barkah Berjalan Seperti Biasa 

Pengusaha di seluruh Eropa memangkas pekerjaan dengan langkah ganas sebagai penguncian darurat pada bar, restoran, dan hotel. Kantor-kantor pun kosong dan maskapai darat dibatasi.

Ini akan berbulan-bulan terjadi, sebelum data nasional resmi mengungkapkan skala kehancuran, tetapi Organisasi Perburuhan Internasional memperingatkan pada Rabu, 18 Maret 2020, bahwa hingga 25 juta pekerjaan bisa hilang secara global.

Hal ini akan terjadi, jika pemerintah tidak bertindak cepat, melampaui 22 juta pekerjaan yang hilang selama 2008-2009 saat krisis keuangan.

Negara-negara di Eropa telah berjanji ratusan miliar euro untuk memitigasi dampak ekonomi dari virus dan telah melonggarkan aturan untuk memudahkan orang memenuhi syarat demi mendapatkan tunjangan pengangguran dan membantu perusahaan mempertahankan pekerja.

Baca Juga: Kasus Pertama Virus Corona di Tiongkok Berhasil Terlacak, Peneliti Masih Mencari 'Pasien Nol'nya 

Di Italia, pusat penyebaran di Eropa, Negara bagian ini telah selangkah lebih maju, menangguhkan semua prosedur yang dimulai setelah 23 Februari 2020.

Tetapi, bahkan dengan janji-janji uang tunai, skala krisis telah membuat pihak berwenang berebut untuk menangani permintaan bantuan.

Selain Greene, seorang single parent di Barcelona menghadapi tantangan untuk menghidupi dirinya dan putrinya yang berusia tiga tahun setelah kehilangan pekerjaannya dalam perekrutan agen real estate.

"Dengan apa yang saya peroleh dari hari-hari terakhir saya bekerja, saya tidak akan mampu membayar sewa air atau tagihan lainnya," kata ibu berusia 31 tahun yang meminta namanya tidak disebarkan.

"Saya tidak benar-benar tahu apa yang akan saya lakukan," katanya.

Baca Juga: Jokowi Perintahkan Tes Massal Cepat atau 'Rapid Test' yang Diprioritaskan untuk Sejumlah Pihak 

"Aku akan mengambil apa pun yang bisa saya temukan karena saya seorang single parent dan putri saya bergantung pada saya," ucapnya.

Di Polandia, yang telah mencicipi rekor tingkat pengangguran yang rendah, kehilangan pekerjaan sangat sulit bagi pekerja muda yang terbiasa memiliki pilihan.

Nicoise Kemp (23), seorang pelajar di Warsawa, kehilangan pekerjaannya di salah satu hotel bagus di kota setelah empat tahun bekerja di sana sebagai pelayan dan bartender.

"Saat ini, bahkan tidak ada perekrutan yang terjadi. Saya pikir bagi seorang pelajar, ini cukup mengejutkan, karena suatu saat kami akan memiliki pekerjaan, kami memiliki kelas universitas yang sangat sibuk dan kemudian suatu hari kami tidak memiliki apa pun," tuturnya.

Baca Juga: Ribuan Jamaah Tetap Laksanakan Doa Bersama dengan 'Ayat-ayat Penyembuh' meski Telah Dilarang Pemerintah 

Tanpa hipotek atau anak-anak, Greene, koki Irlandia, mengatakan dia beruntung bisa bertahan hidup dengan tunjangan pengangguran untuk saat ini dan menabung jika harus.

Dia berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya dan mempelajari "jutaan hal" yang bukan bekerja di dapur yang menyibukkan dirinya seperi mengasah keterampilan fermentasi.

"Saya tetap sangat positif. Saya sedang punya roti saat ini dan saya punya sebidang kebun tempat saya akan mulai menanam sayuran. Saya baik-baik saja untuk saat ini," tutur Greene.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah