Prajurit Serigala Tiongkok Beraksi, Ancam Dunia Agar Tak Pertanyakan Asal Virus Corona

- 29 April 2020, 17:49 WIB
BENDERA Tiongkok.*
BENDERA Tiongkok.* /THOMAS PETER/REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Tiongkok mengancam negara lain untuk tidak menyelidiki asal-usul virus corona.

Menurut mereka, apabila hal tersebut terus terjadi, bukan tidak mungkin perang meletus.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Sun, Presiden Tiongkok Xi Jinping meminta duta besarnya untuk mengambil pendekatan tegas atas tuduhan virus corona.

Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Australia melontarkan tuduhan dengan menyebut pandemi virus corona berasal dari Tiongkok.

Bukan hanya tuduhan, kedua negara tersebut menyalahkan Tiongkok terkait data pasien virus corona di Tiongkok.

Baca Juga: Prank Kocak ala Polisi Bekasi, Sebut Ciri-ciri Warga Tak Pakai Masker Agar Ditangkap

Belum lama ini, Perdana Menteri Australia Scott Morrison meminta dilakukan penyelidikan kepada Tiongkok.

Merasa kesal, Beijing dengan sangat tegas mengecam tindakan Scott Morrison dan menyebut bahwa tindakannya itu bisa sangat berbahaya.

Salah seorang pengamat hubugan internasional ternama di Tiongkok, Cheng Jingye memperingatkan bahwa pelajar dan turis Tiongkok dapat memboikot Australia jika Australia "tidak bersahabat" dengan Tiongkok.

Cheng Jingye mengatakan kepada The Australian Financial Review, "Saya pikir dalam jangka panjang, jika suasana hati berubah dari buruk menjadi lebih buruk, orang akan berpikir mengapa kita harus pergi ke negara yang tidak begitu bersahabat dengan Tiongkok?"

Utusan diplomat Tiongkok lainnya yang berada di seluruh dunia juga melakukan serangan ketika negaranya mendapatkan kriti karena tidak bertindak cepat menghentikan penyebaran virus corona.

Baca Juga: Anies Baswedan: Warga yang Nekat Mudik Akan Sulit Kembali Masuk ke Jakarta

Julukan para diplomat itu yaitu Prajurit Serigala. Julukan tersebut terinspirasi pahlawan dalam film propaganda ketika tentara Tiongkok membunuh musuh-musuh Amerika Serikat di Afrika dan Asia Selatan.

Duta Besar Tiongkok untuk Swedia Gui Congyou telah meremehkan para jurnalis di Swedia dan  membandingkan mereka dengan petinju kelas ringan berusaha berhadapan dengan petinju kelas berat.

Terdapat komentar di situs kedutaan Tiongkok bulan lalu yang menyerang wartawan Swedia terkait artikel dampak sistem politik satu partai Tiongkok terhadap tanggapan soal virus corona.

Baca Juga: Kawanan Tikus Invasi Jalanan Jepang yang Sepi karena Corona, Bisa Terjadi di Negara Lain

"Menggunakan epidemi ini untuk tujuan politik, melancarkan serangan ideologis, dan menyebarkan kebohongan atas nama kebebasan berbicara hanya akan mengarah pada sabotase diri. Ini seperti mengangkat batu dan menjatuhkannya sendiri," kata Gui Congyou.

Para ahli mengatakan, Beijing melihat kritik dunia bukan hanya menyerang tindakan yang dilakukan Tiongkok, tetapi kepemimpinan serta hak mereka untuk memerintah.

"Jika ada yang mencoba menyerang Tiongkok dalam masalah ini. Tiongkok akan dengan tegas melawan balik," kata Shi Yinhong, Profesor Studi Internasional di Universitas Renmin.

Ia mengatakan, para pemimpin Tiongkok berpikir jika Tiongkok tidak balik melawan, harga dirinya akan lebih diinjak-injak.

Setelah muncul tuduhan kepada negaranya, sejumlah diplomat Tiongkok saat ini semakin banyak yang menggunakan Twitter dan Facebook, platform media sosial yang diblokir di negara mereka sendiri.

Hal itu dilakukan duta besar Tiongkok untuk Zimbabwe yang mengkomentari tindakan orang-orang Barat yang ia sebut sangat munafik.

Disebutkan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan para pemimpin lainnya mengabaikan pandemi virus corona, kemudian mulai mengkambinghitamkan Tiongkok begitu virus menyebar di wilayah mereka.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x