Tiongkok Dukung Penyelidikan Covid-19 Setelah Didesak 100 Negara, Tunggu Pandemi Reda

- 19 Mei 2020, 13:28 WIB
PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping saat pidato publik secara virtual, pada Senin.*
PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping saat pidato publik secara virtual, pada Senin.* /CNN International/

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Tiongkok, Xi Jinping mengatakan ia mendukung seruan untuk penyelidikan penanganan Covid-19 pada pertemuan hari Senin.

Namun ia bersikeras bahwa proses penyelidikan harus menunggu sampai virus itu mereda.

Xi Jinping berbicara di Majelis Kesehatan Dunia setelah 100 negara telah menyerukan adanya penyelidikan independen terhadap pandemi tersebut, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 300.000 jiwa secara global.

Dilansir CNN International, Selasa 19 Mei 2020, dalam kesempatan pertemuan tahunan dengan World Health Organization (WHO), Xi Jinping membela negaranya dengan mengatakan Beijing telah bertindak secara transparan soal asal-usul virus.

Baca Juga: Merasakan Kehilangan, Arumi Bachsin: Jangan Biarkan Pengorbanan Mbak Ari dan Janinnya Sia-sia 

Virus ini diketahui pertama kali terdeteksi pada akhir Desember 2019 di Kota Wuhan, Tiongkok.

"Selama ini kami telah bertindak dengan keterbukaan, transparansi, dan tanggung jawab," tegas Xi Jinping.

"Kami juga telah memberikan informasi kepada WHO dan negara-negara terkait soal cara yang paling tepat, kami telah merilis urutan genom pada waktu sedini mungkin, kami telah berbagi pengalaman kontrol dan perawatan dengan dunia tanpa syarat, kami telah melakukan segala daya kami untuk mendukung dan membantu negara-negara yang membutuhkan," tambah Xi Jinping.

Xi Jinping juga menyatakan rasa belasungkawa atas nyawa yang hilang akibat pandemi dan melanjutkan untuk menyetujui kebutuhan penyelidikan, meskipun ia mengatakan itu harus menunggu sampai pandemi ini mereda.

Baca Juga: Trump Sebut Telah Konsumsi Obat Malaria, di Saat Banyak Pihak Pertanyakan Kemanjurannya 

Resolusi yang dirancang oleh Uni Eropa (EU), didorong oleh permintaan untuk penyelidikan dari Australia, setelah sebelumnya sejumlah negara menyerukan hal tersebut. Yang mana AS menuduh Tiongkok menyembunyikan informasi tentang virus itu.

Seruan Australia itu memicu gejolak kemarahan dari pihak Beijing, yang menuduh Canberra sebagai orang yang "sangat tidak bertanggung jawab" yang dapat "menganggu kerja sama internasional dalam memerangi pandemi".

Xi Jinping menggunakan bahasa yang kurang agresif selama pidato berlangsung, pada Senin, namun menguraikan sejumlah langkah yang akan diambil Tiongkok untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 dan menjanjikan 2 miliar dolar atau setara Rp 29 triliun dalam kurun waktu dua tahun kepada WHO.

Baca Juga: Sebabkan Kerumanan Saat PSBB, Polisi Lakukan Penyegelan di Dua Pusat Niaga 

Ia mengatakan Tiongkok akan mendukung penelitian dan pengembangan vaksin, yang mana akan membantu negara-negara Afrika dalam tanggapan mereka terhadap penyebaran virus.

Selain itu, Tiongkok akan bekerja sama dengan PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) untuk menjaga jalur pasokan di seluruh dunia agar tetap berjalan.

Kata-kata dari resolusi itu dirasa lemah dibandingkan dengan seruan Australia sebelumnya untuk menyelidiki peran dan tanggung jawab Tiongkok dalam asal-usul pandemi ini.

Hal ini mungkin diperlukan untuk membuat mayoritas negara anggota WHO untuk menandatangani seperti halnya Rusia, dengan ikatan tradisional yang kuat dengan Beijing.

Baca Juga: Sang Putri Ikuti Kariernya di Dunia Gulat Profesional, Begini Respons Dwayne 'The Rock' Johnson 

Setiap laporan yang sangat kritis dapat memiliki efek merusak pada posisi global Tiongkok, yang telah mengambil kutukan besar sebagai akibat dari krisis Covid-19, dengan AS secara khusus mendorong bahwa Beijing yang harus disalahkan atas pandemi ini.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: CNN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah