Kuasai Pabrik Perlengkapan Medis, AS Khawatirkan Upaya Penimbunan Tiongkok untuk 'Peras Dunia'

- 21 Mei 2020, 12:25 WIB
SEJUMLAH orang tengah memproduksi pakaian pelindung diri, di Tiongkok.*
SEJUMLAH orang tengah memproduksi pakaian pelindung diri, di Tiongkok.* /New York Post/

PIKIRAN RAKYAT - Partai Komunis Tiongkok untuk kesekian kalinya kembali menguasai pabrik pasokan peralatan keamanan medis dunia.

Hal ini memicu kekhawatiran bahwa negara tersebut sedang mempersiapkan gelombang kedua Covid-19, kata para pedagang Amerika Serikat (AS) di Tiongkok.

Salah seorang warga New York, Moshe Malamud mengatakan telah memindahkan puluhan juta keping alat pelindung ke AS pada puncak krisis.

Tetapi para pemasok dalam beberapa pekan terakhir telah kewalahan dengan pesanan dari Pemerintah Tiongkok.

Baca Juga: Warga Meksiko Dibuat Geger oleh Hujan Es Berbentuk Seperti Virus 

"Saya menempatkan pesanan yang lebih besar dengan salah satu distributor yang lebih besar dan dia mengatakan kepada saya, 'Saya dapat menyelesaikan pesanan ini tetapi setelah ini kami dikontrak oleh Pemerintah Tiongkok untuk memproduksi 250 juta pakaian pelindung diri," kata Moshe Malamud dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari New York Post.

Malamud melanjutkan bahwa dirinya mendengar cerita serupa yang di mana produsen lain diminta untuk membuat termometer.

"Kami mendengar bagaimana Tiongkok bangkit dan berjalan setelah berhasil melewati virus. Jadi saya bertanya 'Untuk apa mereka memesan 250 juta pakaian pelindung diri?' dan tentu saja tidak ada yang berbicara," ucapnya.

Baca Juga: Suara Dentuman Misterius di Bandung Buat Warga Bingung, BMKG Sebut Ada Tiga Kemungkinan 

Lebih lanjut, Malamud mengatakan bahwa sudah sering mendengar hal ini dari lembaga manufaktur lain yang mengatakan, 'Kami bisa memberi Anda sedikit, tetapi pada dasarnya kami terkonsentrasi antara sekarang dan akhir dari barang-barang musim panas untuk Pemerintah Tiongkok dalam mengantisipasi satu detik gelombang'.

Bulan lalu, produsen peralatan keselamatan medis terkemuka di AS mengatakan kepada Gedung Putih bahwa Tiongkok telah melarang mereka untuk mengekspor barang di tengah krisis sedang meningkat.

Sebuah laporan intelijen Departemen Keamanan Dalam Negeri juga menyimpulkan bahwa Tiongkok meremehkan tingkat keparahan virus untuk menimbun pasokan medis yang diperlukan dalam memerangi pandemi tersebut.

Baca Juga: KABAR BAIK, Pasien Sembuh di Kota Bekasi Jadi 235 Orang, Tersisa 16 yang Masih Jalani Perawatan 

Sementara, seorang pejabat senior di Gedung Putih mengatakan bahwa mereka khawatir PPE akan digunakan sebagai "alat pemerasan" yang mana Tiongkok memiliki kekuatan manufaktur untuk mengubah keputusan kebijakan luar negeri.

Peringatakan itu muncul setelah penasihat medis terkemuka Tiongkok mengatakan bahwa ia takut gelombang kedua Covid-19, dengan kelompok-kelompok baru mucul di berbagai bagian negara itu.

Michael Kule, pendiri AFA Sourching yang berbasis di Hong Kong mengatakan, sangat sulit untuk mengeluarkan barang dari Tiongkok, dengan terus-menerus mengubah peraturan ekspor.

Tetapi menambahkan bahwa dia tidak percaya Pemerintah Tiongkok melakukannya demi kedengkian.

Baca Juga: Permintaan Tinggi, Harga Minyak Dunia Masih Tunjukan Tren Kenaikannya 

"Saya tidak merasa Pemerintah Tiongkok berusaha agar penduduk AS tidak mendapat barang tersebut. Saya pikir mereka mencari sendiri sehingga jika mereka membutuhkan sesuatu, mereka akan mendapatkan prioritas pertama," kata Michael Kule.

"Jika ada pabrik yang sangat bagus membuat produk yang sangat bagus, maka mereka (Pemerintah Tiongkok) akan mengambil alih. Saya telah terlibat dengan pabrik tempat Pemerintah Tiongkok menempatkan 200 juta keping dan sekarang saya tidak dapat memesan lagi."

"Itu adalah pengaturan yang sangat bagus dan mereka berkata, 'Maaf, tidak ada pesanan lagi. Pergi cari pabrik lain."

Kule dan Malamud mengatakan mereka masih mendapatkan bahan-bahan dari Tiongkok, tetapi keduanya dikejutkan oleh serbuan dari oportunis yang tidak berpengalaman yang mana menaikkan harga hingga 300 persen kepada sejumlah rumah sakit.

Baca Juga: Diduga Jadi Penyebab Munculnya Covid-19, Wuhan Resmi Larang Warganya Makan Hewan Liar 

Kedua pria tersebut telah membunyikan sinyal karena AS terlalu mengandalkan Tiongkok untuk barang-barang penting dan mengatakan pemerintah Donald Trump akan pintar melakukan diversifikasi.

"Mengapa Gedung Putih tidak mendatangkan orang-orang yang melakukan ini untuk mencari nafkah, yang ahli dalam sumber dan manufaktur, dan datang dengan strategi bagaimana kita akan memproduksi barang-barang ini."

"Tidak hanya di Tiongkok tetapi di Bangladesh, Afrika, Karibia, Honduras, dan Vietnam?," kata Malamud seraya bertanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x