Studi: Obat yang Dikonsumsi Donald Trump untuk Covid-19, Nyatanya Miliki Risiko Tinggi Kematian

- 23 Mei 2020, 13:05 WIB
OBAT Hydroxychloroquine.*
OBAT Hydroxychloroquine.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah studi mengatakan bahwa penggunaan obat antimalaria klorokuin - yang mana dikatan Donald Trump telah digunakannya - memiliki peningkatan risiko kematian pada pasien Covid-19.

Dalam penelitian terbaru yang mengamati lebih dari 96.000 orang yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19.

Mereka yang diobati dengan klorokuin kemudian memiliki risiko kematian dan masalah irama jantung yang lebih tinggi ketimbang pasien yang tidak diberikan.

Baca Juga: Ramai-ramai Beli Baju Lebaran di Tengah Pandemi, DPR: Semua Pihak Harus Bijak Sikapi Fenomena Ini 

Dilansir Reuters oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, studi yang dipublikasikan dalam jurnal media Lancet, menunjukkan tidak ada manfaat bagi pasien Covid-19 yang memakai obat tersebut.

Permintaan klorokuin yang telah berusia puluhan tahun telah mengalami lonjakan cukup tinggi ketika Donald Trump berulang kali mempromosikan penggunaannya terhadap Covid-19, mendesak orang-orang untuk mencobanya.

"Apa ruginya?," kata Donald Trump seraya bertanya.

Pada minggu ini, Donald Trump mengatakan bahwa dirinya telah menggunakan klorokuin sebagai obat pencegahan meskipun kurangnya bukti ilmiah.

Baca Juga: Tak Ada Tawaran Manggung, Iwan Fals Serukan untuk Tidak Menyerah Hadapi Pandemi Corona 

Para penulis studi Lancet menyarankan bahwa klorokuin tidak boleh digunakan untuk pengobatan Covid-19 di luar uji klinis hingga studi mengonfirmasi keamanan dan kemanjuran obat tersebut terhadap pasien.

Ada pencarian panik terhadap obat-obat untuk mengobati Covid-19 pada saat yang sama ketika beberapa tim peneliti mengejar vaksin yang aman dan efektif untuk memerangi pandemi yang awal muncul di Kota Wuhan, Tiongkok.

Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat (AS) telah mengizinkan penyedia layanan kesehatan menggunakan obat-obatan untuk Covid-19 melalui otorisasi penggunaan darurat, tetapi belum menyetujui mereka untuk mengobatinya.

Dr Mandeep Mehra, salah satu penulis studi, mengatakan penelitian menunjukkan bahwa FDA harus menarik otorisasi itu.

Baca Juga: PDIP Dikabarkan Meminta KPK untuk Memeriksa Jokowi, Simak Faktanya 

"Itu akan membantu menggerakkan ini ke arah bukti yang lebih kuat, karena itu akan memaksa penggunaan obat ini hanya dalam pengaturan uji coba kontrol," kata Dr Mandeep Mehra.

FDA telah mengatakan bahwa untuk alasan keamanan, klorokuin harus digunakan hanya untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit atau mereka yang dalam uji klinis.

Studi Lancet melihat data dari 671 rumah sakit di mana 14.888 pasien diberikan hidroksi klorokuin dengan atau tanpa antibiotik dan 81.144 pasien tidak diberi perawatan seperti itu.

Kedua obat telah menunjukkan bukti efektivitas terhadap virus corona dalam pengaturan laboratorium, tetapi penelitian pada pasien telah terbukti tidak meyakinkan.

Baca Juga: Demi Kejar Target, AS Direncanakan Lakukan Pengujian Vaksin untuk Covid-19 Secara Masif 

Beberapa penelitian kecil di Eropa dan Tiongkok mendorong minat untuk menggunakan klorokuin terhadap Covid-19, tetapi mendapatkan kritikan karena kurangnya uji ilmiah.

Sementara itu, beberapa penelitian yang lebih baru belum menunjukkan obat ini sebagai pengobatan Covid-19 yang efektif.

Pekan lalu, dua penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis BMJ menunjukkan bahwa pasien yang diberi klorokuin tidak meningkat secara signifikan dibandingkan mereka yang tidak diberikan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x