Akibat Jumlah Mayat Covid-19 Kian Membludak, Keluarga Alami Kesulitan untuk Mencari Jasad Korban

- 27 Mei 2020, 15:05 WIB
HECTOR Vanegas, seorang pengacara yang mewakili keluarga yang mencari orang yang mereka cintai yang telah meninggal atau salah diidentifikasi selama berjangkitnya penyakit Covid-19, bertemu dengan Dolores Centeno yang telah mencari mayat ayahnya, di Guayaquil, Ekuador.*
HECTOR Vanegas, seorang pengacara yang mewakili keluarga yang mencari orang yang mereka cintai yang telah meninggal atau salah diidentifikasi selama berjangkitnya penyakit Covid-19, bertemu dengan Dolores Centeno yang telah mencari mayat ayahnya, di Guayaquil, Ekuador.* /Reuters / Santiago Arcos/

PIKIRAN RAKYAT - Ekuador menemui masalah yang begitu pelik akibat wabah pandemi virus corona yang telah membunuh lebih dari 3.200 jiwa. Bahkan pihak keluarga kesulitan untuk menemukan sanak saudaranya yang meninggal.

Salah satunya Dolores Centeno. Ia mengaku telah menjelajahi kamar mayat dan kuburan Guayaquil, kota terbesar di Ekuador, selama dua bulan terakhir untuk mencari mendiang ayahnya.

Sekarang, dalam upaya terakhir untuk menemukannya, dirinya berharap untuk melihat sekilas bekas luka di dadanya yang akan membedakannya dari puluhan mayat yang membusuk dalam wadah pengiriman yang baru diisi.

Seperti halnya keluarga lainnya, yang juga mencari orang-orang yang dicintai akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Saham Asia Tersandung Akibat Meningkatnya Ketegangan yang Terjadi di Hong Kong 

Dolores Centeno berdoa agar tubuh ayahnya yang berusia 63 tahun termasuk di antara lebih dari 130 mayat yang menurut pihak berwenang sedang ditangani dan saat ini hanya menunggu identifikasi.

Kota Guayaquil pada bulan Maret dan April mengalami dampak yang besar akibat Covid-19, yang menyebabkan mayat-mayat menumpuk di sejumlah rumah sakit. Bahkan tumpukan mayat tersebut banyak yang disimpan berhari-hari sebelum pihak berwenang datang untuk mengambilnya.

Pemerintah membentuk gugus tugas untuk mengumpulkan mayat dan mengerahkan kontainer untuk menyimpan badan-badan pemasangan.

Tetapi kekacauan itu memberi jalan bagi disorganisasi. Mayat hilang atau salah diidentifikasi, mengakibatkan keluarga mencari orang yang dicintai di kamar mayat, rumah sakit, dan di dalam kontainer.

Baca Juga: Objek Wisata di NTT Dibuka Mulai 15 Juni 2020, Wisatawan Mancanegara dan Domestik Bisa Datang 

Dilansir Reuters oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, Mario Corrales, Kepala Laboratorium Ilmu Kriminalitas Forensik Ekuador mengatakan, bahwa para ahli sejauh ini telah mengidentifikasi 64 mayat melalui pengenalan sidik jari.

Selain itu, mereka juga mengandalkan identifikasi keluarga dengan pengujian genetik yang lebih dinilai intensif dalam hal waktu.

Ayah Dolores Centeno meninggal pada akhir Maret, beberapa jam setelah dirawat di salah satu rumah sakit umum kota dengan masalah pernapasan.

Pakar forensik bertanya pada Dolores Centeno apakaah ayahnya memiliki bekas luka pengidentifikasi, kata Dolores Centeno.

Baca Juga: Bukan Hanya Manusia, Dua Ekor Buaya Besar Terlibat Perkelahian di Lapangan Golf AS 

"Dia memiliki dua, yang terbesar dari operasi jantung terbuka dan yang lainnya dari operasi hernia," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Maria Paula Ronio mengatakan pada Senin bahwa pemerintah sedang bekerja sama dengan tim dokter forensik dan ilmuwan untuk mengidentifikasi mayat-mayat.

"Sedikit demi sedikit setiap harinya terdapat kemajuan dalam masalah ini," ucap Maria Paula Ronio.

Ekuador secara resmi telah melaporkan 37.355 kasus Covid-19 dengan jumlah korban meninggal lebih dari 3.203 orang. Tetapi pihak berwenang mengakui kedua angka tersebut dimungkinkan terlalu rendah karena kurangnya pengujian.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x