Kerusuhan dan Penjarahan di Minneapolis Memuncak Usai Kejadian Pembunuhan George Floyd oleh Polisi

- 29 Mei 2020, 19:12 WIB
SEORANG pengunjuk rasa, Rachel Perez terlihat memar di sekitar matanya akibat peluru karet selama aksi protes pembunuhan George Floyd.*
SEORANG pengunjuk rasa, Rachel Perez terlihat memar di sekitar matanya akibat peluru karet selama aksi protes pembunuhan George Floyd.* /Reuters / Carlos Barria/

PIKIRAN RAKYAT - Demonstrasi damai diikuti dengan aksi pembakaran, penjarahan, dan vandalisme terjadi di Minneapolis, Amerika Serikat (AS), Kamis, di malam ketiga aksi protes pada dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh pihak kepolisian setempat.

Para pengunjuk rasa melampiaskan amarah mereka atas kematian seorang pria kulit hitam yang diketahui bernama George Floyd (46) yang terlihat di video tengah terengah-engah, sementara seorang petugas polisi kulit putih menekan lehernya menggunakan lutut pada Senin, 25 Mei 2020.

Dilansir Reuters, Jumat 29 Mei 2020, aksi kerusuhan yang terbaru di Minnesota sebagian besar tidak dapat terkendali. Meskipun Gubernur Tim Walz memerintahkan Pengawal Nasional untuk membantu memulihkan ketertiban.

Baca Juga: Peneliti Temukan Bukti Nyata Kanibalisme Terjadi di Antara Dinosaurus pada Zaman Purba 

Berbeda dengan Rabu 27 Mei 2020 malam, ketika para demonstran yang melempar batu bentrok berulang kali dengan polisi berpakaian antihuru-hara, penegak hukum tidak berdiri di sekitar pusat kerusahan, melainkan di luar kantor polisi Precinct Ketiga di kota itu.

Para pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung tidak lama, sebelum akhirnya polisi menembakkan gas air mata serta peluru karet dari atap. Tetapi tak berselang lama mereka berkumpul kembali dan menyerang kepala bangunan, membakar struktur ketika polisi tampaknya menarik diri.

Otoritas kota memberikan peringatan tentang laporan yang "belum dikonfirmasi" bahwa saluran gas ke kantor polisi Precinct Ketiga terputus dan ada bahan peledak lain di gedung itu.

Sebuah mobil dan setidaknya dua bangunan lain di sekitarnya juga turut dibakar, dan penjarah kembali pada malam kedua di toko target terdekat, yang telah dijarah pada malam sebelumnya, untuk kabur dengan apa pun yang tersisa di dalam.

Baca Juga: Ruhut Sitompul Dikabarkan Gantikan Mahfud MD Sebagai Anggota BPIP, Cek Faktanya 

Sementara itu, petugas pemadam kebakaran setempat mengatakan setidaknya sebanyak 16 bangunan telah dibakar pada kejadian Rabu 27 Mei 2020 malam.

Presiden AS, Donald Trump di Twitter mengatakan bahwa ia akan mengirim pasukan Garda Nasional dan menyelesaikan pekerjaan dengan benar jika Wali Kota Jacob Frey gagal mengendalikan kota.

"Setiap kesulitan kami akan mengambil kendali, tetapi ketika penjarahan dimulai, penembakan itu dimulai," kata Donald Trump di Twitter seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Minnesota National Guard mengatakan telah mengerahkan lebih dari 500 tentara untuk membantu pemerintah setempat, terutama departemen pemadam kebakaran di Minneapolis, St. Paul, dan daerah sekitarnya.

Baca Juga: Puluhan Warga Surabaya Unjuk Rasa Minta PSBB III Tidak Diperpanjang 

Sebelumnya pejabat penegak hukum setempat sudah berusaha untuk meredakan ketegangan rasial yang dipicu oleh kematian George Floyd dengan bersumpah untuk mencapai keadilan.

Kasus George Floyd mengingatkan pada pembunuhan Eric Garner pada 2014, seorang pria kulit hitam tak bersenjata di New York City yang meninggal setelah dicekik pihak polisi dan terdengar mengatakan, "Aku tidak bisa bernapas."***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah