Sama-sama Terkena Invasi, Perlakuan Dunia Pada Palestina Disebut-sebut Berbeda

- 7 Maret 2022, 10:54 WIB
Ilustrasi invasi. Berikut soal tanggapan dunia pada konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel yang disebut-sebut berbeda.
Ilustrasi invasi. Berikut soal tanggapan dunia pada konflik Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel yang disebut-sebut berbeda. /Pixabay

PR BEKASI - Palestina dan Ukraina adalah dua negara yang sama-sama menerima invasi dari negara tetangga mereka.

Perhatian dunia tertuju kepada Ukraina yang baru-baru ini mendapatkan invasi dari Rusia.

Ukraina disebut-sebut menjadi negara yang mampu secara bersama-sama mengatasi serangan yang dilakukan oleh Rusia.

Bahkan negara-negara di dunia berlomba memberikan sanksi kepada Rusia atas invasinya kepada Ukraina.

Baca Juga: Efek Serangan ke Ukraina, Kucing Rusia Dilarang Ikut Perlombaan Internasional

Hal itu menimbulkan berbagai opini publik tentang bagaimana perbedaan perlakuan dunia yang diberikan kepada Ukraina dan Palestina yang mana kedua negara tersebut sama-sama mendapatkan invasi dari negara tetangga.

Ukraina disebut sebagai pahlawan, sedangkan palestina dianggap sebagai teroris oleh dunia.

Seperti apakah perlakuan yang diterima Palestina dari dunia selama terjadinya invasi yang dilakukan oleh Israel?

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Aljazeera pada Senin, 7 Maret 2022, Palestina menyatakan bahwa mereka bukanlah teroris.

Baca Juga: Misteri One Piece 1043, Kebangkitan Gomu Gomu no Mi Bisa Hancurkan Red Line, Alasan Luffy Ditakuti Gorosei

Menurut Palestina, sikap dunia terhadap Palestina itu juga bukan sesuatu yang salah, ada alasan dibalik perlakuan tersebut walau beberapa dinilai tidak adil.

Dalam seminggu ini, Palestina berulang kali dikejutkan dan menyadari bahwa komunitas global telah mendukung mereka beberapa tahun terakhir.

Palestina menyatakan bahwa terlepas dari apa yang telah mereka lakukan dan alami di tanah mereka, hukum internasional memang ada dan berfungsi sebagaimana mestinya.

Negara memang memiliki kapasitas dan kemauan untuk mengambil tindakan ketika terjadi penyerangan.

Baca Juga: Kutuk Standar Ganda Terhadap Konflik Rusia-Ukraina, Berikut Kata Oposisi Suriah

Palestina menjelaskan bahwa sanksi dapat digunakan dengan cepat dan efisien terhadap agresor dan bahwa memberikan sanksi kepada suatu negara karena pelanggaran hukum internasionalnya tidak selalu merupakan tindakan rasis.

Mereka mengatakan ketikan korban sipil bukan hanya angka tetapi kehidupan nyata, orang-orang yang bernafas yang benar-benar penting dan itu juga bukan merupakan sebuah terorisme melainkan hak yang dimiliki Palestina untuk mempertahankan dan menyerang.

Beberapa dari surat kabar, situs web, dan media sosial telah dipenuhi dengan cerita mengenai “kepahlawanan dan perlawanan” Ukraina.

Tentara yang meledakkan jembatan untuk menunda pendekatan tank Rusia dan mengorbankan diri mereka sendiri dalam prosesnya, warga sipil menyerang kendaraan bersenjata.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Sule Lama Berpisah dengan Andre Taulany, dan Aksi Berebut Minyak Goreng

orang biasa menerima pelatihan senjata dan menggali parit. Jika salah satu dari kisah-kisah ini terjadi di Palestina, tentu saja tidak akan dianggap sebagai tindakan kepahlawanan namun sebuah klasifikasi sebagai “teror”.

Organisasi berita menerbitkan cerita yang positif dan bahkan menginspirasi tentang orang Ukraina yang membuat bom molotov untuk menyerang tentara Rusia.

Media internasional bahkan tidak pernah memuji orang-orang Palestina karena membuat bom molotov dan melemparkannya ke pemukim Israel dan pelindung berseragam mereka yang mencoba mendorong mereka secara paksa keluar dari rumah, lingkungan, dan desa mereka.

Ketika Ukraina melakukannya melawan Rusia, itu adalah kepahlawanan. Ketika orang Palestina melakukannya terhadap Israel, itu disebut sebagai teror.

Baca Juga: Efek Serangan ke Ukraina, Kucing Rusia Dilarang Ikut Perlombaan Internasional

Sangat berbeda tentang bagaimana dunia memperlakukan kedua negara tersebut. Bahkan sepanjang minggu lalu, Eropa menyambut pengungsi Ukraina dengan tangan terbuka.

Bahkan negara-negara tersebut dengan lantang menolak pengungsi dari Palestina yang diserang Israel.

Hal tersebut dapat memunculkan pertanyaan terkait alasan sebenarnya dari serangan yang terjadi.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah