Presiden Prancis Desak Putin untuk Bebaskan Kota-kota di Ukraina

- 7 Maret 2022, 12:52 WIB
Kolase foto Vladimir Putin dan Emmanuel Macron.
Kolase foto Vladimir Putin dan Emmanuel Macron. /Instagram @leadervladimirputin dan @emmanuelmacron/

PR BEKASI - Invasi terhadap Ukraina yang dilakukan oleh Rusia mendapatkan kecaman dari berbagai negara.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron memohon kepada Vladimir Putin untuk membebaskan warga sipil yang berada di kota-kota Ukraina selama panggilan maraton hampir dua jam.

Hal itu dilakukan saat upaya kedua untuk mengevakuasi kota pelabuhan Mariupol yang berakhir di bawah pemboman Rusia.

Baca Juga: Catat, Jadwal Pelayanan SIM Keliling Bulan Maret 2022 untuk Wilayah Bekasi Kota

Seruan dari Paris digaungkan dalam panggilan terpisah antara Putin dan presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan.

Sementara itu presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, berbicara langsung kepada warga Rusia dalam pidato video yang meminta mereka untuk tidak “diam” di tengah pertumpahan darah yang tengah terjadi.

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Guardian,  diharapkan akan ada 200.000 dari 430.000 penduduk di Mariupol dapat melarikan diri dari kota yang dibom selama gencatan senjata sembilan jam yang disepakati pada hari Minggu.

Baca Juga: Dokter Ungkap Kondisi Aldebaran dan Andin di Lanjutan Ikatan Cinta 7 Maret 2022

Tetapi dikabarkan hanya beberapa ratus orang yang diyakini berhasil keluar.

Komite Internasional Palang Merah meminta kedua pihak untuk bernegosiasi ulang dan menyatakan bahwa upaya yang dilakukan sebelumnya gagal karena tidak adanya kesepakatan yang terperinci dan berfungsi untuk pihak yang berkonflik.

Selama percakapan dengan Putin di mana Presiden Prancis juga menekankan perlunya menghindari bencana di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina setelah penembakan pabrik Zaporizhzhia oleh pasukan Rusia pekan lalu.

Baca Juga: 3 Zodiak dengan Drama Keluarga yang Tragis, Ada Aries dan Capricorn Tertekan

Presiden Prancis menegaskan kembali tuntutan barat agar warga sipil diberi jalan yang aman.

Macron menyebutkan bahwa situasi kemanusiaan saat ini sangat sulit dan menuntut Rusia untuk menanggapi

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menunjuk pada peta pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhya Ukraina saat dia memberi tahu pers tentang situasi nuklir pembangkit listrik di Ukraina selama konferensi pers khusus di markas IAEA di Wina, Austria pada 4 Maret 2022 lalu.

Baca Juga: Diberi Makan dan Minum oleh Warga Ukraina, Tentara Rusia Menangis Saat Lakukan Panggilan dengan Ibunya

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional IAEA, Rafael Mariano Grossi menyatakan keprihatinannya pada kondisi nuklir yang mendapatkan campur tangan dari Rusia dalam menjalankan situs Zaporizhzhia, pembangkit nuklir terbesar di Eropa.

Macron juga berbicara dengan Putin tentang keprihatinannya tentang rencana pemimpin Rusia itu untuk Odessa, kota terbesar ketiga di Ukraina, di mana armada kapal perang Rusia telah berkumpul.

Upaya untuk mengeluarkan penduduk dari Mariupol dilakukan, di mana obat-obatan dan makanan hampir habis dan orang-orang hidup dalam kondisi kedinginan tanpa pemanas.

Baca Juga: Ukraina Selalu Dibela, Lalu Bagaimana dengan Palestina?

Usaha tersebut pertama kali gagal pada hari Sabtu setelah pihak berwenang Ukraina mengklaim Rusia mengingkari kesepakatan untuk menghentikan penembakan mereka.

Namun, justru pemerintah Rusia mengklaim bahwa kaum nasionalis Ukraina telah mencegah orang-orang melarikan diri.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah