Di Tengah Perang Lawan Corona, Ebola Jenis Baru Dilaporkan Kembali Muncul di Kongo

- 2 Juni 2020, 15:27 WIB
PENANGANAN wabah virus ebola di Kongo.*
PENANGANAN wabah virus ebola di Kongo.* /NY Post/

PR BEKASI - Para pejabat kesehatan di Republik Demokratik Kongo (DRC) melaporkan adanya wabah Ebola yang kembali muncul, hanya beberapa minggu sebelum mereka berharap untuk mengumumkan berakhirnya epidemi Ebola lain di bagian timur negara itu.

Munculnya penyakit mematikan ini datang sebagai pukulan tambahan di tengah upaya Kongo yang tengah memerangi pandemi Covid-19.

Dilansir Al Jazeera oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, Menteri Kesehatan DRC Eteni Longonda mengatakan pada Senin 1 Juni 2020, lima orang telah meninggal akibat Ebola yang terjadi di sebuah distrik di kota barat laut Mbandaka.

Baca Juga: Ubah Metode Pemasaran Hasil Tani, Desa Digital Jabar Kembali Raih Penghargaan di Ajang Internasional 

"Lembaga Penelitian Biomedis Nasional (INRB) telah mengonfirmasi kepada saya bahwa sampel dari Mbandaka dites positif untuk Ebola," kata Eteni Longondo saat sesi konferensi pers.

Dengan cepat, kata Eteni Longondo, pihaknya akan memberikan mereka vaksin dan obatan-obatan seraya menambahkan bahwa dirinya berencana untuk mengunjungi lokasi wabah Ebola pada akhir minggu ini.

Ibu Kota Provinsi Equater, Mbandaka adalah pusat transportasi di Sungai Kongo dengan populasi lebih dari satu juta penduduk.

Provinsi Equater sebelumnya telah dilanda wabah Ebola antara bulan Mei dan Juli 2018, di mana 33 orang meninggal dunia dan sebanyak 21 orang dinyatakan pulih dari penyakit tersebut.

Baca Juga: Gugus Tugas Perbolehkan 102 Daerah Terapkan New Normal, Tak Ada Satupun Wilayah Jawa Barat 

"Ini adalah provinsi yang sudah mengalami sebelumnya. Mereka tahu bagaimana cara untuk merespons penyakit tersebut. Mereka memulai respons di tingkat lokal pada Minggu 31 Mei 2020," kata Eteni Longondo.

Wabah terbaru di barat laut Kongo adalah yang ke-11 di negara itu sejak para ilmuwan setempat pertama kali mengarakteristikkan penyakit ini pada tahun 1976.

Matshidiso Moeti, direktur regional World Health Organization (WHO) untuk Afrika, mengatakan wabah Ebola baru di Mbandaka menjadi perwakilan sebuah tantangan, tetapi itu adalah salah satu yang siap untuk diatasi.

Epidemi Ebola di bagian timur negara itu telah menewaskan 2.289 orang sejak pertama kali muncul di timur Provinsi Kivu Utara pada Agustus 2018 dan kemudian menyebar ke provinsi tetangga Ituri.

Baca Juga: Kerusuhan di Negeri Paman Sam Memanas Setelah Donald Trump Ancam Kerahkan Militer AS 

WHO menyatakan wabah itu menjadi darurat kesehatan publik yang telah menjadi perhatian internasional pada Juli 2019, setelah virus yang sangat menular itu mengancam dan menyebar ke kota besar Goma dan negara-negara tetangga.

Nasib diubah dengan peluncuran dua vaksin yang diproduksi oleh Merck dan Johnson & Johnson untuk mengimunisasi lebih dari 300.000 orang.

Memprioritaskan kontak orang yang didiagnosis dengan Ebola dinilai sangat efektif untuk menghentikan demam berdarah yang parah, yang menyerang banyak organ tubuh dan dapat menyebabkan pendarahan internal yang tak terkendali.

Selain epidemi Ebola, saat ini Kongo tengah memerangi pandemi Covid-19, di mana di negara sudah tercatat sebanyak 3.195 orang terinfeksi (2.896 di Ibu Kota Kinshasa), dengan 72 orang meninggal dunia, menurut angka resmi terbaru.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x