Ukraina Kabarkan Anak Perempuan Tewas karena Dehidrasi di Kota Mariupol yang Terkepung

- 9 Maret 2022, 15:43 WIB
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. /Ukrainian Presidential Press Service Handout via REUTERS

PR BEKASI - Pihak berwenang Ukraina mengatakan seorang anak perempuan berusia enam tahun telah meninggal sendirian karena dehidrasi di reruntuhan rumahnya di Mariupol.

Kejadian itu terjadi setelah penembakan yang dilakukan oleh pasukan Rusia menghancurkan gedung dan membunuh ibu anak perempuan tersebut.

Hal itu disampaikan pada Selasa, 8 Maret 2022, namun, kabar kematian anak itu tidak dapat segera dikonfirmasi secara independen oleh media Internasional, Reuters.

Baca Juga: Kesaksian Sahabat Tentang Han So Hee yang Rela Banting Tulang untuk Lunasi Hutang Ibunya

Pejabat Rusia tidak segera dapat dihubungi untuk memberikan komentar pada saat hari libur umum.

Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" yang dirancang untuk menghancurkan kemampuan militer tetangganya dan menangkap apa pun yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya.

Ia membantah menargetkan warga sipil dalam operasinya tersebut.

Baca Juga: Bocoran One Piece 1043: Wujud Jelas Awakening Luffy Terlihat, Jiwa Nika Ada Pada Topi Jerami

Pemboman berat Rusia selama seminggu terakhir telah memutus pasokan air, panas dan listrik di kota pelabuhan berpenduduk sekitar 400.000 orang tersebut.

Hal ini mencegah layanan darurat untuk mencapai lokasi yang yang telah diserang, kata dewan kota.

"Kami tidak dapat mengatakan sudah berapa lama warga kota kecil Mariupol ini telah berjuang untuk hidupnya,” kata Walikota Vadym Boichenko dalam sebuah posting online.

Baca Juga: Biodata dan Profil Doni Salmanan, Crazy Rich Asal Bandung yang Ditetapkan Tersangka Atas Kasus Penipuan

“Kami tidak dapat membayangkan berapa banyak penderitaan yang harus ditanggung oleh seorang anak yang tidak bersalah," sambungnya.

Vadym Boichenko menambahkan anak perempuan yang tewas memiliki nama Tanya.

Menurut Vadym Boichenko, anak perempuan itu harus hidup sendirian di menit-menit terakhir hidupnya.

Baca Juga: Kejutan One Piece 1043: Kebangkitan Gomu Gomu No Mi Menjadi Nika, Joyboy Ada dalam Diri Luffy

"Pada menit-menit terakhir hidupnya dia sendirian, kelelahan, ketakutan, serta kehausan,” kata Vadym Boichenko seperti dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Rabu, 9 Maret 2022.

“Ini hanyalah salah satu dari banyak cerita dari Mariupol, yang telah terkepung selama delapan hari," sambungnya.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengatakan kejadian tersebut tidak dapat diterima, bahwa seorang anak bisa mati dengan cara seperti itu di abad ke-21.

Baca Juga: Aldebaran Buat Rencana untuk Jebloskan Nino ke Penjara, Berikut Prediksi Ikatan Cinta 9 Maret 2022

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky pun menyamakan krisis kemanusiaan di beberapa kota Ukraina dengan kejadian yang diciptakan oleh invasi Nazi selama Perang Dunia Kedua.

Pada Selasa pagi, kantor hak asasi manusia PBB telah mencatat setidaknya ada 406 warga sipil tewas di Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Kamis, 24 Februari 2022.

Namun, dikatakan angka sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah