Presiden Israel Kunjungi Turki Setelah Belasan Tahun Lamanya, Erdogan: Era Baru Kedua Negara Dimulai

- 9 Maret 2022, 20:12 WIB
Presiden Israel, Isaac Herzog akan melakukan pertemuan bersejarah dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang setelah hubungan kedua negara reta belasan tahun lamanya.
Presiden Israel, Isaac Herzog akan melakukan pertemuan bersejarah dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang setelah hubungan kedua negara reta belasan tahun lamanya. /Pool via REUTERS/Justin Tallis

PR BEKASI – Presiden Israel, Isaac Herzog pada hari ini akan melakukan pertemuan bersejarah dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Pertemuan bersejarah tersebut akan diadakan selama dua hari di ibu kota Turki, Ankara mulai Rabu, 9 Maret 2022 hari ini hingga Kamis, 10 Maret 2022 besok.

Ini merupakan kunjungan pertama pejabat tinggi Israel sejak 2008 setelah hubungan antara kedua negara retak pada 2010.

Selama ini, baik Israel maupun Turki terus-menerus saling tuduh atas terkait konflik yang terjadi di palestina.

Baca Juga: Sosok Rizal Rama, Model Asal Surabaya Melenggang di Runaway Paris Fashion Week 2022

Turki menuduh bahwa Israel telah melakukan pendudukan serta melakukan genosida terhadap warga Palestina.

Sementara Israel menuduh Turki mendukung pasukan Hamas yang bermarkas di jalur Gaza untuk meluncurkan roket ke Israel.

Kedua negara pendudukan Israel atas wilayah Palestina dan dukungan Ankara untuk kelompok Hamas, yang memerintah Jalur Gaza.

Erdogan mengatakan bahwa kunjungan Isaac Herzog tersebut akan menandai era baru hubungan kedua negara.

Baca Juga: Aries hingga Cancer Diramalakan Beruntung Sepanjang Bulan Maret 2022

Salah satunya adalah Turki dapat membantu Israel membawa gas alamnya ke Eropa, sebuah gagasan yang telah dibahas sejak dua tahun lalu.

Kepala Perusahaan Gas Nasional Israel, Yossi Abu mengatakan bahwa pihaknya akan sangat terbantu dengan pertemuan Presiden Israel dan Turki tersebut.

“Posisi kami selalu jelas. Jika Anda ingin bensin, bagus. Kami siap memberi. Anda membangun pipa untuk kami dan kami akan memasok gas,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera.

Hubungan antara Turki dan Israel diketahui telah retak setelah sepuluh warga sipil Turki tewas oleh serangan Israel di kapal Mavi Marmara pada 2010 lalu.

Baca Juga: Gigi Hadid Sisihkan Setengah Penghasilannya untuk Bantu Palestina dan Ukraina, Berikut Alasannya

Kapal tersebut diketahui mencoba menembus blokade Israel di Jalur Gaza yang terkepung dengan membawa bantuan ke wilayah Palestina tersebut.

Pada 2016, Turki mengutuk keras sikap kejam Israel yang telah membunuh lebih dari 200 warga Palestina yang tak berdosa.

Hal tersebut menimbulkan aksi protes besar-besaran di seluruh Turki dan meminta Israel untuk segera mengakhiri pendudukannya di Palestina.

Sebagai bentuk protes, Turki meminta duta besarnya di Israel untuk kembali ke negaranya serta mengusir duta besar Israel dari Turki yang semakin membuat hubungan antara kedua negara mencapai titik terendahnya.

Turki menarik para diplomatnya dan memerintahkan utusan Israel keluar dari negara itu pada tahun terakhir, ketika hubungan bilateral mencapai titik terendah lagi.

Kunjungan terakhir Presiden Israel ke Turki terjadi pada 2007 lalu dan yang disusul oleh kunjungan terakhir Perdana Menteri Israel terakhir setahun berselang.

Pada November lalu, Erdogan dan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett kembali melakukan komunikasi pertama antara Turki dan israel setelah bertahun-tahun lamanya.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah