Network
PR BEKASI – Serangan pasukan Rusia ke Ukraina yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin sejak dua pekan lalu telah membuat negara tersebut mencatatkan rekor baru.
Pasalnya, angka menunjukkan bahwa pada saat ini Rusia menjadi negara termiskin di Eropa.
Hal tersebut sontak membuat Vladimir Putin frustasi sehingga dirinya menyebutnya sebagai sebuah kejutan.
Baca Juga: Dorce Gamalama Dikabarkan Punya Utang, Keponakan Persoalkan Aset yang Dipegang Anak Angkat
Selama ini, Rusia sendiri diketahui sebagai salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Bahkan, untuk di kawasan Eropa sendiri Rusia termasuk dalam daftar negara terkaya di kawasan tersebut.
Namun, Rusia sekarang mengalami perjuangan ekonomi yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Catat, 4 Lokasi Taman Satwa di Jawa Barat jelang Liburan, Lengkap dengan Harga Tiket
Berbagai sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh para pemimpin Barat sebagai tanggapan atas serangan yang dilancarkan Vladimir Putin ke Ukraina menjadi penyebab Rusia menjadi negara termiskin di Eropa seperti saat ini.
Menurut sebuah laporan, Vladimir Putin telah menghapus 20 tahun pertumbuhan ekonomi Rusia hanya dalam dua minggu.
Hal tersebut menyebabkan rata-rata gaji kotor di Rusia turun menjadi 436 dolar AS atau senilai Rp6.2 juta.
Baca Juga: Seleb TikTok Indonesia Kena Rasis di Luar Negeri, Adhitya Yappeo Rekam Saat Dikatai dan Dipalak
Angka tersebut jauh di bawa rata-rata gaji kotor dua negara termiskin di Eropa, yaitu Moldova pada 491 dolar AS atau senilai Rp7 juta serta Ukraina pada 285 dolar AS atau senilai Rp6.9 juta.
Dalam jumpa pers yang dilaksanakan pada Kamis, 10 Maret 2022, Vladimir Putin mengatakan bahwa ekonomi Rusia sedang berada di bawah goncangan.
Dirinya juga mengatakan bahwa langkah-langkah sedang diambil untuk mencegah dampaknya semakin besar.
Baca Juga: Yuk Tonton Konser BTS 2022 lewat Link Nonton Berikut pada 12-13 Maret 2022
“Ekonomi kita mengalami dampak kejutan sekarang dan ada konsekuensi negatif, dampak hal tersebut akan kami minimalkan,” kata juru bicara Vladimir Putin, Dmitry Peskov dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Express, Jumat, 11 Maret 2022
Menurutnya, situasi seperti ini baru pertama kali dialami oleh Rusia setelah negara tersebut memutuskan merdeka dari Uni Soviet pada 1991 lalu.
"Ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Perang ekonomi yang telah dimulai melawan negara kita belum pernah terjadi sebelumnya. Jadi sangat sulit untuk memperkirakan apa pun," katanya.
Akan tetapi, bagi para ahli ekonomi kejatuhan Rusia menjadi negara termiskin di Eropa bukanlah hal yang mengejutkan.
JPMorgan pekan lalu mengatakan penurunan output ekonomi di negara itu sebanding dengan krisis pada tahun 1998.
Diperkirakan, ekonomi Rusia berkontraksi 35 persen pada kuartal kedua 2022 dan tujuh persen sepanjang tahun.
Baca Juga: dr Zaidul Akbar Ungkap Cara Mencegah Darah Kental, Rajin Minum Air Berikut Setiap Hari
JPMorgan menambahkan ekspor yang dilakukan oleh Rusia diperkirakan turun sekitar 13 persen tahun ini, permintaan domestik sekitar sepuluh persen, dan impor sekitar 30 persen.
Anatoliy Shal dari bank investasi dari Bank Investasi Rusia mengatakan bahwa Rusia akan mengalami krisis ekonomi yang berat selama beberapa tahun mendatang.
"Krisis yang dialami oleh Rusia saat ini akan menyebabkan pertumbuhan yang lebih rendah dalam jangka panjang," katanya.
Baca Juga: BRI Liga 1 Memanas, Simak Jadwal Big Match Persib, Arema, Bali United, dan Persebaya
"Kami memperkirakan pertumbuhan Rusia sekitar nol tahun depan dan tren pertumbuhan sekitar satu persen dalam jangka panjang," tambahnya.***
