Dengan populasi sekitar 3.000 orang, kota ini memiliki kompleks pemandian umum yang luas dan bangunan pasar, setidaknya 60 rumah besar dan sebuah kuil persegi panjang dengan tiang di dekat gerbang selatan kota.
Baca Juga: Usir Petugas yang Hendak Lakukan Rapid Test, PKL Merasa Tak Adil Leluasa Jajakan Dagangannya
Di dekat gerbang utara terdapat monumen publik, dengan serambi bertiang di tiga sisi dan sebuah alun-alun terbuka berukuran 40x90 meter.
Falerii Novi memiliki jaringan pipa air yang beroperasi di bawah blok kota dan tidak hanya di sepanjang jalan, hal ini menunjukkan perencanaan kota yang sudah terkoordinasi.
Penelitian ini menandai untuk pertama kalinya bahwa kota kuno lengkap dipetakan menggunakan radar penembus tanah (GPR).
Baca Juga: Bayar Rp 10 Miliar, Mantan Polisi yang Biarkan Pembunuhan George Floyd Telah Melenggang Bebas
Proses kerjanya mirip dengan radar biasa, GPR memantulkan gelombang radio dari benda-benda dan menggunakan gema untuk membangun gambar pada kedalaman yang berbeda.
Peralatan GPR sendiri dikabarkan ditarik ke permukaan dengan menggunakan sepeda quad.
"Ini membutuhkan satu orang sekitar tiga hingga empat bulan di lapangan. Ini benar-benar mengubah cara kita belajar dan memahami kota-kota Romawi," kata Profesor Martin Millet.
Baca Juga: Kantong Plastik Sekali Pakai Resmi Dilarang Penggunaannya di Jakarta Per 1 Juli 2020