Gunakan Radar Penembus Tanah, Arkeolog Temukan Kota Romawi Kuno Berusia 2.000 Tahun Lebih

- 11 Juni 2020, 13:21 WIB
Penampakan kota di Italia dari radar penembus tanah (GPR)
Penampakan kota di Italia dari radar penembus tanah (GPR) /AP

PR BEKASI - Para arkeolog mengatakan bahwa mereka berhasil mengungkap Kota Romawi kuno di Italia dengan menggunakan ground-penetrating radar (GPR).

Pemindaian ini berhasil menangkap rumah pemandian, teater, toko, dan bahkan seluruh sistem saluran air dalam detail yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para arkeolog mengatakan GPR dapat merevolusi pemahaman kita tentang permukiman kuno.

Baca Juga: Kenali Ciri Telur Infertil yang Bisa Dilihat Saat Masih Bertransaksi dengan Penjual

Teknologi ini memungkinkan para peneliti untuk mensurvei wilayah luas yang terperangkap di bawah permukaan bumi tanpa harus melakukan penggalian yang akan memakan cukup banyak waktu.

Dikutip The Sun oleh Pikiranrakyat-bekasi.com anggota tim penelitian Profesor Martin Millet mengatakan, "Jenis survei ini dapat mengubah cara para arkeolog menyelidiki situs-situs perkotaan."

Teknologi ini digunakan di Falerii Novi, kota bertembok yang membentang seluas 75 hektar, sekitar 30 mil (50 kilometer) utara Roma, yang dikabarkan sudah berusia lebih dari 2.000 tahun.

Baca Juga: Bohong Soal Penelitian di Tiongkok, Profesor Harvard Hadapi Dakwaan Hukuman Penjara 5 Tahun

Falerii Novi didirikan pada 241 SM pada masa Republik Romawi dan dihuni sekitar 700 M pada awal Abad Pertengahan.

Kota tersebut tidak sampai setengah dari ukuran Pompeii kuno, sebelum sebagian telah digali tetapi sebagian besar tetap terkubur.

Dengan populasi sekitar 3.000 orang, kota ini memiliki kompleks pemandian umum yang luas dan bangunan pasar, setidaknya 60 rumah besar dan sebuah kuil persegi panjang dengan tiang di dekat gerbang selatan kota.

Baca Juga: Usir Petugas yang Hendak Lakukan Rapid Test, PKL Merasa Tak Adil Leluasa Jajakan Dagangannya

Di dekat gerbang utara terdapat monumen publik, dengan serambi bertiang di tiga sisi dan sebuah alun-alun terbuka berukuran 40x90 meter.

Falerii Novi memiliki jaringan pipa air yang beroperasi di bawah blok kota dan tidak hanya di sepanjang jalan, hal ini menunjukkan perencanaan kota yang sudah terkoordinasi.

Penelitian ini menandai untuk pertama kalinya bahwa kota kuno lengkap dipetakan menggunakan radar penembus tanah (GPR).

Baca Juga: Bayar Rp 10 Miliar, Mantan Polisi yang Biarkan Pembunuhan George Floyd Telah Melenggang Bebas

Proses kerjanya mirip dengan radar biasa, GPR memantulkan gelombang radio dari benda-benda dan menggunakan gema untuk membangun gambar pada kedalaman yang berbeda.

Peralatan GPR sendiri dikabarkan ditarik ke permukaan dengan menggunakan sepeda quad.

"Ini membutuhkan satu orang sekitar tiga hingga empat bulan di lapangan. Ini benar-benar mengubah cara kita belajar dan memahami kota-kota Romawi," kata Profesor Martin Millet.

Baca Juga: Kantong Plastik Sekali Pakai Resmi Dilarang Penggunaannya di Jakarta Per 1 Juli 2020

Dikabarkan ia dan rekan-rekannya telah menggunakan GPR untuk mensurvei Interamna Lirenas di Italia pada skala yang lebih rendah, dan Alborough di Yorkshire Utara.

Para peneliti saat ini berharap bahwa mereka dapat menemukan dalam skala yang lebih besar.

"Sangat menarik dan sekarang realistis untuk membayangkan GPR digunakan untuk mensurvei kota besar seperti Miletus di Turki, Nicopolis di Yunani, atau Kirene di Libya," ucap dia.

Baca Juga: Jawab Tantangan Bin Firman Tresnadi Soal Siapa Aktor Kudeta Jokowi, Boni Hargens: Ini 'Wake Up Call'

Penelitian yang dilakukan Profesor Martin Millet dan rekan-rekannya telah diterbitkan dalam jurnal berjudul Antiquity.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah