Ubah Usahanya untuk Produksi Face Shield dari Limbah Plastik, Pengusaha Genteng Raup Untung

- 12 Juni 2020, 08:47 WIB
ILUSTRASI penggunaan face shield.*
ILUSTRASI penggunaan face shield.* /The Star/

"Kami mendesak semua rumah sakit untuk memanfaatkan sedikit yang mereka miliki dengan memprioritaskan (pekerja medis) yang paling berisiko," ujar Emmanuel Ainebyonaa.

Dalam pidato kenegaraannya minggu lalu, Presiden Yoweri Museveni mengatakan Uganda --yang sejauh ini memiliki sekitar 665 kasus virus yang dikonfirmasi -- telah menyertifikasi 10 industri lokal untuk mulai membuat APD.

Tetapi Takataka Plastics telah berproduksi di Gulu sejak Maret, dengan 14 staf sekarang telah membuat sekitar 1.200 pelindung wajah dari plastik daur ulang, kata Okwoko.

Sekitar 500 pelindung wajah telah dijual dengan biaya rendah ke LSM dan fasilitas kesehatan swasta dan 700 lainnya disumbangkan ke rumah sakit umum.

Baca Juga: Netflix Luncurkan Seri Black Lives Matter, Tayangkan 45 Film Mengenai Rasisme Terhadap Kulit Hitam 

Balcom (26), seorang insinyur mesin yang bertemu Okwoko pada 2019 saat melakukan penelitian tentang polusi plastik di Uganda, mengatakan beberapa bahan yang digunakan dalam pelindung wajah sekarang berasal dari limbah rumah sakit, seperti botol infus bekas pakai.

“Enam dari mereka yang membuat pelindung adalah pemuda tunawisma yang dipekerjakan oleh kelompok itu,” katanya.

Untuk membuat pelindung wajah, yang prosesnya berlangsung selama dua hari, para pekerja memilah, membersihkan, merobek, melelehkan, dan mencetak plastik bekas.

Kemudian mereka memasang tali pengikat, terkadang dibuat dari irisan ban dalam sepeda tua.

Baca Juga: Pengacara Sebut Tuntutan Tidak Terhormat, Novel Baswedan: Mahasiswa Hukum Mungkin Bisa Ajari Jaksa 

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x