Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian mengatakan virus G4 merupakan flu musiman dan sampel uji yang disebutkan dalam penelitian tersebut, tidak cukup mewakili.
"Departemen terkait masih akan terus memantau secara cermat," ujar Zhao.
Sebelumnya, para peneliti telah mengumpulkan sampel beberapa babi dari 10 provinsi di Tiongkok selama periode 2011 hingga 2018.
Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Kembali Naik Sejak 1 Juli 2020, Nasdem Kritik Pemerintahan Jokowi
Dari hasil penelitian, diketahui virus yang terdapat dalam babi ditemukan sejak 2016. Ada 10,4 persen dari pekerja peternakan babi setelah dilakukan tes, hasilnya positif.
Peneliti memberikan peringatan, pemantauan virus G4 EA H1N1 pada babi dan pemantauan pada manusia, terutama orang-orang yang bekerja di industri peternakan babi harus segera dilakukan.
Dilansir dari New York Times, Li-Min Huang, Direktur Divisi Penyakit Menular Pediatrik di National Taiwan University Hospital mengatakan langkah yang paling penting adalah mencari tahu sumber penularan para pekerja peternakan yang terinfeksi berasal darimana.
"Ini studi yang sangat penting. Dan virusnya terlihat cukup berbahaya. Kita perlu khawatir tentang penyakit apa pun yang berpotensi menular dari manusia ke manusia," ujar dokter Huang.***