COVID-19 Belum Mereda, Peneliti Tiongkok Keluarkan Peringatan Dini Adanya Pandemi Flu Babi

- 1 Juli 2020, 20:43 WIB
SALAH satu peternakan babi di provinsi Hebei utara, Tiongkok.*
SALAH satu peternakan babi di provinsi Hebei utara, Tiongkok.* /Associated Press / Mark Schiefelbein/

PR BEKASI - Belakangan ini ramai diperbincangkan terkait adanya temuan virus jenis baru flu babi atau G4 yang berpotensi menjadi pandemi baru di saat wabah covid-19 belum selesai.

Secara diam-diam, virus flu babi tersebut telah menyebar ke para pekerja di peternakan babi di Tiongkok.

Virus flu babi ini sempat menyebabkan pandemi pada 2009 silam. Virus ini mudah menular dan menyebar ke seluruh dunia.

Baca Juga: Rahmat Effendi: Tidak Ada Peningkatan Angka Kematian karena Covid-19 

Para peneliti di Tiongkok akhirnya merespons munculnya isu tersebut. Mereka mengeluarkan peringatan dini atas kemungkinan terjadinya pandemi lain yang disebabkan oleh virus flu babi setelah Covid-19.

Pakar pengendalian penyakit setempat menyatakan bahwa tidak seharusnya masyarakat panik karena tidak ada tanda-tanda pada peternakan babi terkait virus tersebut.

Sementara itu, berdasarkan studi yang telah dipublikasi di jurnal sains Amerika Serikat, Proceedings of the National Academy of Sciences pada Senin, 29 Juni 2020, para ilmuwan dari China Agriculture University, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan lembaga lain telah mendeteksi adanya virus flu babi mengandung genotipe 4 (G4).

Baca Juga: Kian Banyak Layang-layang Tersangkut di Jaringan Listrik, PLN Beri Peringatan Tegas 

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Antara, menurut para ahli, G4 yang menular di antara babi, kemungkinan dapat melompat ke manusia karena virus G4 bisa terhubung dengan sel manusia. Virus G4 ini hampir sama dan merupakan turunan dari H1N1.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian mengatakan virus G4 merupakan flu musiman dan sampel uji yang disebutkan dalam penelitian tersebut, tidak cukup mewakili.

"Departemen terkait masih akan terus memantau secara cermat," ujar Zhao.

Sebelumnya, para peneliti telah mengumpulkan sampel beberapa babi dari 10 provinsi di Tiongkok selama periode 2011 hingga 2018.

Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Kembali Naik Sejak 1 Juli 2020, Nasdem Kritik Pemerintahan Jokowi 

Dari hasil penelitian, diketahui virus yang terdapat dalam babi ditemukan sejak 2016. Ada 10,4 persen dari pekerja peternakan babi setelah dilakukan tes, hasilnya positif.

Peneliti memberikan peringatan, pemantauan virus G4 EA H1N1 pada babi dan pemantauan pada manusia, terutama orang-orang yang bekerja di industri peternakan babi harus segera dilakukan.

Dilansir dari New York Times, Li-Min Huang, Direktur Divisi Penyakit Menular Pediatrik di National Taiwan University Hospital mengatakan langkah yang paling penting adalah mencari tahu sumber penularan para pekerja peternakan yang terinfeksi berasal darimana.

"Ini studi yang sangat penting. Dan virusnya terlihat cukup berbahaya. Kita perlu khawatir tentang penyakit apa pun yang berpotensi menular dari manusia ke manusia," ujar dokter Huang.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x