Network
PR BEKASI – Tentara Israel kembali menyulut provokasi dengan menyerang jalur Gaza, Palestina dengan mengunakan roket pada Sabtu, 22 Agustus 2020.
Menurut pernyataan militer Israel, hal ini merupakan serangan balasan atas serangan roket di Israel Selatan yang diduga dilakukan oleh kelompok Hamas pada Jumat, 21 Agustus 2020.
Seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera, serangan roket dari pihak Hamas tersebut telah menyebabkan sirine peringatan roket berbunyi di wilayah Israel Selatan dan berhasil dihentikan oleh angkatan udara Israel sebelum menyentuh darat.
Baca Juga: Kemenperin Berkomitmen Bantu Industri Kecil Menengah, Beri Mesin dan Peralatan Produksi
Serangan roket Israel yang terjadi pada Sabtu lalu menargetkan pos pemantauan milik kelompok Hamas yang berada di sekitar Rafah dan khan Younis.
Menurut sumber keamanan Gaza, serangan roket Israel itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Israel telah menyerang Jalur Gaza sejak awal bulan Agustus ini. Hal ini dilakukan setelah Hamas menerbangkan balon yang dilengkapi bom ke wilayah Israel.
Negara Zionis itu juga telah menghentikan pengiriman bahan bakar dan menutup semua perbatasan menuju Jalur Gaza pada pekan lalu.
Baca Juga: Pelaku Penembakan Bos Kapal di Kelapa Gading Akhirnya Ditangkap
Kebijakan ini mengakibatkan pembangkit listrik satu-satunya di Jalur Gaza tidak beroperasi karena kekurangan bahan bakar.
Israel telah memblokade Palestina, khusunya Jalur Gaza sejak tahun 2007 yang mengakibatkan kehancuran dan kemiskinan bagi daerah tersebut.
Mesir telah berusaha untuk menengahi konflik kedua negara tersebut untuk mencegah lagi perang yang telah terjadi antara Israel dan Palestina sejak 2008.
Konflik Israel dan Palestina telah dimulai sejak tahun 1948 ketika Inggris mendirikan negara khusus bagi etnis Yahudi tesebut di wilayah mandat Palestina.
Baca Juga: Muncul Klaster Baru di Tangerang Selatan, Guru dan Dosen Ikut Terinfeksi Covid-19
Israel bahkan sempat menduduki semenanjung Sinai milik Mesir setelah perang enam hari pada tahun 1967, sebelum akhirnya pada 1979 mengembalikannya lagi.
Sampai saat ini, mayoritas perbatasan menuju Jalur Gaza dikontrol oleh pemerintah Israel, sedangkan Rafah menjadi satu-satunya perbatasan Jalur Gaza yang dikelola oleh Mesir.***
