LSM Global Fishing Watch and the Overseas Development Institute (ODI) telah menggunakan teknologi mutakhir dan analis data untuk mengungkapkan bahwa ukuran dan cakupan armada perairan jauh Tiongkok, yang hingga kini masih banyak yang belum teridentifikasi.
ODI menemukan bahwa armada tersebut memiliki 16.966 kapal, lima kali lebih banyak dari perkiraan sebelumnya. Sebaliknya, bahkan armada perairan jauh AS hanya terdiri dari 300 kapal.
Pada 2017, sebagai bagian dari rencana lima tahun perikanan ke-13, Tiongkok mengumumkan rencana untuk membatasi ukuran armadanya menjadi 3.000 kapal pada tahun 2020.
"Kami terkejut dengan hasilnya karena kami mengharapkan 4.000 sampai 5.000 kapal," kata Miren Gutierrez, penulis utama pada laporan ODI.
Penelitian yang memakan waktu lebih dari satu tahun juga menemukan hampir 1.000 kapal menggunakan "flags of convenience" untuk meyakinkan bahwa armada ini bekerja di bawah hukum.
Nyatanya semua itu hanya penyamaran mereka agar terlihat seperti itu, setidaknya 183 kapal terlibat dalam dugaan penangkapan ikan IUU, di mana Tiongkok menempati peringkat negara dengan kinerja terburuk dalam indeks global 2019.***
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: The Guardian