PR BEKASI - Pihak berwenang Tiongkok menahan seorang jurnalis warga Australia keturunan Tionghoa, yang berprofesi sebagai pembawa acara berita televisi di Tiongkok.
Hal ini dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne melalui pernyataan, Senin, 31 Agustus 2020.
Cheng Lei, warga negara Australia yang bekerja untuk saluran internasional televisi pemerintah Tiongkok, CGTN di Beijing sudah ditahan selama dua minggu, bunyi pernyataan itu.
Baca Juga: Kembali Terapkan Aturan Lockdown, Kasus Covid-19 di Amerika Alami Penurunan Tajam
Cheng yang merupakan pembawa acara Global Business adalah orang Tionghoa-Australia kedua yang ditahan di Tiongkok belakangan ini.
Sebelumnya, seorang penulis Blog bernama Yang Hengjun pun ditahan di Negeri Tirai Bambu tersebut dengan tuduhan spionase sejak Januari 2019.
Pernyataan menyebutkan bahwa pemerintah Australia menerima pemberitahuan resmi dari otoritas Tiongkok tentang penahanan Cheng pada 14 Agustus lalu.
Baca Juga: Lontarkan Kritik Luar dan Dalam Manajemen, Arturo Vidal: Barcelona harus Banyak Berubah
Sementara itu, sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh keluarga Cheng di Australia menyebutkan bahwa mereka berharap akan ada "kesimpulan yang memuaskan dan tepat waktu".
Pihak keluarga juga menyatakan telah berkonsultasi erat dengan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
"Kami telah berkonsultasi erat dengan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia terkait masalah ini," kata salah satu pihak keluarga Cheng Lei, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari SCMP, Selasa, 1 September 2020.
Baca Juga: Lindungi Produk Logam Dalam Negeri, Kemenperin Akan Wajib Terapkan SNI
Pejabat Australia sudah berbicara dengan Cheng di fasilitas penahanan melalui tautan video pada 27 Agustus, kata Payne.
Payne menambahkan bahwa pejabat konsuler akan terus memberikan dukungan bagi Cheng dan keluarganya.
Sampai berita ini ditulis, Kementerian Luar Negeri Tiongkok belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Baca Juga: Cak Imin Kenang Gus Dur: Ia Tak Pernah Merasa Lebih Baik dari Orang Lain
Ketegangan antara Beijing dan Canberra memuncak setelah pemerintah Australia mendesak agar penyelidikan internasional dilakukan tentang asal usul virus corona jenis baru.
Sejak itu, Beijing telah memberlakukan tarif perdagangan dan penyelidikan anti-dumping pada beberapa produk Australia.***