Kemudian Otoritas kesehatan setempat mengatakan klaster penularan baru terjadi di Rakhine. Sejak itu jumlah pasien positif naik lebih dari dua kali lipat menjadi 1.464 orang.
Suu Kyi, diketahui pernah memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian saat ia berhasil mengambil kendali pemerintahan pada 2016 dari kekuasaan militer yang telah menguasai negara puluhan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Narasi Ada Gereja yang Dibangun dari Tulang-Belulang Umat islam di Portugal
Hadiah tersebut dikarenakan ia berkampanye dan mendeklarasikan demokrasi di Myanmar dan berhasil menang pada pemilihan umum.
Namun, reputasinya menurun di mata internasional karena perlakuan Myanmar terhadap warga Muslim Rohingya, yang hingga kini keadaan para warga Muslim Rohingya terus dalam ketidakjelasan.
Hingga akhirnya citra baik Suu Kyi menurun, sebab tuduhan keterlibatannya dalam kekejaman terhadap minoritas.
Baca Juga: Ilmuwan Perkirakan Umur Pusat Bumi hingga Kapan Bumi Mendingin dan Mengkristal
Berbeda dari pandangan mata internasional terhadap dirinya, Suu Kyi tetap populer untuk dalam negerinya.***