Filipina Pilih Vaksin Bikinan Rusia dan Tiongkok, Presiden: Negara Barat Ingin Uang Muka

- 15 September 2020, 11:28 WIB
Rodrigo Duterte selaku kepala negara dan kepala pemerintahan dari Filipina.
Rodrigo Duterte selaku kepala negara dan kepala pemerintahan dari Filipina. /Voa News/

PR BEKASI - Presiden Mutiara Laut Orien (Filipina) Rodrigo Duterte menyatakan pada Senin, 14 September 2020, berjanji akan memprioritaskan pembelian vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh Rusia atau Tiongkok.

Salah satu alasan sang presiden tidak memilih perusahaan farmasi negara barat, karena mereka meminta uang muka untuk penawaran vaksin Covid-19.

Duterte mengaku optimistis, Filipina - yang saat ini mencatat jumlah kasus Covid-19 tertinggi di kawasan dengan hampir 266,000 kasus - akan "kembali normal" pada Desember 2020. Ia menggantungkan harapannya pada ketersediaan vaksin.

Baca Juga: Khawatir Munculnya Klaster Pilkada, Puan Maharani: Kampanye Pilkada Harus Kreatif

"Kami akan memprioritaskan Rusia dan Tiongkok asalkan vaksin mereka sebaik vaksin lainnya di pasaran," katanya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Selasa, 15 September 2020.

Namun, Duterte juga menuturkan bahwa setiap vaksin yang akan dibeli oleh Filipina harus melalui proses penawaran.

Pemerintah Filipina telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah pemasok calon vaksin seperti Rusia, Tiongkok, serta produsen obat AS Pfizer Inc dan Moderna Inc. Pihaknya juga telah bertemu dengan raksasa bioteknologi Australia CSL Ltd.

Baca Juga: Pemrov DKI Tak Tutup Kemungkinan Izin Operasi Ojol Dicabut Jika Masih Mangkal Berkerumun

Duterte menunjuk Tiongkok, yang ia nilai tidak seperti negara-negara lain yang meminta "biaya reservasi" atau uang muka.

"Satu hal yang baik dari Cina adalah kita tidak perlu mengemis, kita tidak perlu memohon," ucapnya.

"Satu hal yang buruk dari negara Barat, adalah semuanya soal cari untung, untung, untung," tuturnya.

Baca Juga: Soal Syekh Ali Jaber Ditusuk, Ahmad Basarah: Ungkap Saja ke Publik Siapa Pelakunya dan Apa Motifnya

Moskow dan Manila telah sepakat untuk melakukan uji klinis vaksin buatan Rusia.

Duterte tidak menyebutkan perusahaan mana saja yang meminta uang muka, namun ia memperingatkan perwakilan mereka di Manila untuk pulang atau "Akan saya akan tendang."

Duterte mengatakan UU tentang pengadaan Filipina melarang pemerintah membeli apa pun yang belum ada wujudnya atau belum diproduksi.

Baca Juga: Buat Khawatir Kru, Jackie Chan Tenggelam di Sungai Saat Syuting Film Barunya

"Mereka ingin kita membiayai riset mereka dan penyempurnaan vaksin. Mereka menginginkan uang muka sebelum mereka mengirim vaksin. Jika seperti itu, kita semua bisa mati," ucapnya.

Untuk diketahui, data per Senin, 14 September 2020, total kasus virus corona di Filipina saat ini 265,888, total kematian 4,630, total sembuh 207,504, total kasus aktif 53,754 dengan total penduduk yang telah dites sebanyak 3.1 juta.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x