Gelombang Kedua Hantui Inggris, Boris Johnson Bimbang Pilih Strategi yang Tepat

- 19 September 2020, 10:43 WIB
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson saat mengajar.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson saat mengajar. /Reuters

PR BEKASI – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan tidak dapat dipungkiri bahwa negaranya bersiap mengalami gelombang kedua virus Corona.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Sabtu, 19 September 2020, meski dirinya tidak menginginkan pengucian nasional kedua, namun pemerintah mungkin perlu menerapkan pembatasan lanjutan.

Inggris dikabarkan sedang mempertimbangkan apakah pihaknya akan memberlakukan penguncian lanjutan di seluruh negeri.

Baca Juga: Kaesang Pangarep Hampir Jadi Korban Penipuan Give Away, Bareskrim Polri Tawarkan Dua Opsi

Hal ini dilakukan setelah ditemukan kasus baru COVID-19 hampir dua kali lipat menjadi 6.000 per hari.

Selain itu, diketahui juga bahwa pasien baru di rumah sakit meningkat dan tingkat infeksi melonjak di seluruh wilayah Inggris utara dan London.

“Kini kami melihat gelombang kedua datang. Saya khawatir, tak dapat dihindari, bahwa kami akan melihatnya di negeri ini,” kata Boris Johnson.

Kenaikan tajam dalam jumlah kasus di Inggis dinilai menandakan bahwa pemerintah perlu mengevaluasi semuanya dan ia tidak mengesampingkan penerapan pembatasan lanjutan.

Baca Juga: Atasi Ketergantungan Impor, Pemerintah Diminta Tingkatkan Komoditas Holtikultura

“Saya sama sekali tidak menginginkan penguncian nasional lagi,” kata Boris menambahkan.

“Ketika Anda melihat apa yang sedang terjadi maka anda harus mempertimbangkan apakah kita perlu melangkah lebih jauh,” ungkap Boris.

Tidak hanya Inggris, diketahui sejumlah negara mulai mengalami gelombang dua kasus COVID-19.

Hal yang sama terjadi di Korea Selatan sehingga dikabarkan pemerintah Korea Selatan membuat kebijakan kembali mengenai pembatasan aktivitas masyarakat.

Tujuan kebijakan tersebut untuk meminimalisir penyebaran penularan COVID-19 di Korea Selatan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah