Ilmuwan Sebut Virus Corona yang Telah Bermutasi Dapat Lewati Masker dan Bertahan Meski Cuci Tangan

- 25 September 2020, 15:24 WIB
Ilustrasi virus corona secara global.
Ilustrasi virus corona secara global. /

PR BEKASI - Sebuah penelitian terbaru mengklaim bahwa virus corona telah bermutasi dan bisa lebih menular bahkan mampu melewati masker dan dapat bertahan meskipun telah mencuci tangan.

Para ahli telah memperingatkan bahwa strain baru yang dominan dari Covid-19 dapat beradaptasi untuk melewati masker dan bertahan saat cuci tangan.

Sejak Maret lalu, para ahli yang berlokasi di Houston, AS, telah mengurutkan genom virus corona dan telah mencatat 5.085 urutan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Washington Post, Jumat, 25 September 2020.

Baca Juga: Pemerintah Tiongkok Larang Muslim Uighur Salat di Masjid Kecuali yang Berusia 65 Tahun ke Atas

Pada awal pandemi, masyarakat disarankan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan seperti jarak fisik, mencuci tangan secara teratur dan memakai masker.

Namun, ahli virologi yang bekerja di National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), David Morens mengatakan, virus corona juga ternyata beradaptasi seiring waktu karena mutasi.

David juga mengatakan, virus corona ini seiring waktu akan lebih mudah menyebar oleh karena itu, semua ini tergantung bagaimana kita mengontrolnya.

Baca Juga: Bikin Video TikTok Cicipi Odading Viral, Lutfi Agizal: Rasanya Anjayani

"Meskipun kita belum tahu, masih ada kemungkinan bahwa virus corona ini dapat beradaptasi lebih lanjut dan ketika nanti tingkat kekebalan populasi manusia sudah tinggi. Bisa jadi virus corona juga beradaptasi menjadi lebih ganas dan mematikan," ucapnya.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa salah satu mutasi DG14G adalah yang paling dominan di AS dan merupakan dalang dari hampir 100 persen kasus positif Covid-19 di wilayah Houston, Texas, AS.

Mutasi mengubah struktur "protein spike" dan dapat membantu mengubah dan membentuk strain baru.

Baca Juga: Setuju dengan Penayangan Film 'G30S/PKI', Fadli Zon: Sebaiknya Film Itu Diputar Kembali

Struktur protein tersebut juga akan memungkinkan virus corona untuk menempel pada sel yang terinfeksi.

Hal ini akan meningkatkan kemampuan virus yang bermutasi untuk menginfeksi sel lainnya.

Para ahli dari University of Chicago dan University of Texas Austin mengatakan, walaupun strain bary lebih dominan, para ahli mengatakan tidak serta merta itu lebih mematikan.

Baca Juga: Finlandia Gunakan Jasa Anjing Pelacak untuk Deteksi Orang yang Terinfeksi Covid-19 di Bandara

Mereka juga menambahkan bahwa tingkat keparahan setiap kasus bergantung pada kondisi kesehatan pasien.

Peter Thielen, ahli biologi molekuler di Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins, mengatakan para ilmuwan harus terus mempelajari mutasi-mutasi baru pada virus corona, karena ini menyangkut nyawa banyak orang.

Saat ini AS masih menjadi negara dengan kasus positif Covid-19 terbanyak di dunia, 7,185,516 orang dan total kematian sebanyak 207,538 orang.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah