Israel dan Amerika Serikat Rayu Sudan Segera Normalisasi Hubungan Diplomatik

- 18 Oktober 2020, 20:07 WIB
Bendera Sudan (kiri) dan Israel(kanan).
Bendera Sudan (kiri) dan Israel(kanan). /Al Monitor/

PR BEKASI – Menyusul perjanjian normalisasi antara negara-negara Arab dan Israel, pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Israel mulai merayu Sudan untuk menjadi negara kelima pada tahun ini yang menormalisasi hubungannya dengan Israel.

Uni Emirat Arab (UEA) telah meminta Khartoum (ibu kota Sudan) untuk bergabung dengan gelombang normalisasi bersama juga dengan Bahrain.

Hal ini bertepatan dengan tawaran AS untuk menghapus Sudan dari daftar negara yang menjadi sponsor terorisme dan menyerahkan bantuan keuangan kepada pemerintah Sudan.

Baca Juga: Bantu Anak Yatim dan Duafa Terdampak Covid-19 di Bekasi, KKP Berikan Produk Ikan Olahan UMKM

Perdebatan sengit saat ini sedang terjadi di Sudan mengenai normalisasi hubungan dengan Israel, di tengah desas-desus tentang niat pemerintah Sudan untuk mengadakan hubungan hubungan diplomatik dengan pendudukan Israel.

Munculnya suara-suara di pemerintahan Sudan dan kepemimpinan militer yang mendukung normalisasi hubungan dengan Israel membuat normalisasi antara kedua negara semakin terwujud.

Di sisi lain, militer Sudan terbagi menjadi dua kubu yang mendukung normalisasi dan menolak normalisasi.

Baca Juga: Kedua Kalinya Terinfeksi Covid-19, Paramedis di Tulungagung Meninggal Dunia

Namun, selama masalah tersebut berjalan secara progresif, hal itu tidak akan menyebabkan keresahan rakyat.

"Kedua belah pihak ingin nama Sudan dihapus dari daftar hitam AS, untuk mempromosikan investasi di negara itu, untuk membebaskan Sudan dari hutang luar negerinya dan untuk menerima miliaran bantuan AS," ujar salah satu pejabat Sudan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Minggu, 18 Oktober 2020.

Secara resmi, Israel dan Sudan tidak menjalin hubungan diplomatik, dan masih menganggap satu sama lain sebagai musuh.

Baca Juga: Kumpulkan Belasan Juta untuk Beli Air Mineral, Polisi Duga KAMI Jabar Sebagai Penyokong Dana Demo

Meski demikian, telah terjadi banyak komunikasi antara kedua negara di level tertinggi selama beberapa bulan terakhir, menandakan bahwa hubungan kedua negara telah mengalami pergeseran yang signifikan.

Ketika Sudan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 2016, Israel mulai melakukan komunikasi tidak langsung melalui AS untuk mempelajari kemungkinan menjalin hubungan dengan Sudan.

Namun, penggulingan Presiden Sudan Omar Al-Bashir pada April 2019 lalu telah membuka pintu kedua negara untuk normalisasi.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Terbuka Soal Kandungan Vaksin, MUI: Diungkap untuk Hindari Keresahan Masyarakat

Pada Februari 2020, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu di Uganda dengan Kepala Dewan Kedaulatan Sudan, Mayor Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan.

Keduanya setuju untuk mempromosikan normalisasi hubungan bilateral serta mengumumkan mengizinkan pesawat Israel pertama melintasi wilayah udara Sudan .

Setelah puluhan tahun bermusuhan, Israel dan Sudan dapat menjalin hubungan karena upaya yang dilakukan oleh pemerintah Israel untuk meningkatkan hubungannya dengan negara-negara Arab dengan tujuan menciptakan blok regional untuk menghadapi Iran.

Baca Juga: Unik! Pesawat AlbatrossONE Resmi Meluncur dengan Sayak Mengepak Seperti Burung

Sudan sempat menjadi salah satu sekutu terdekat Iran, dimana kedua negara selalu intens menyatakan dukungannya untuk kemerdekaan Palestina.

Hubungan antara Khartoum dan Tel Aviv sempat mencapai tingkat terendah, dimana Sudan menentang perlakuan Israel yang menahan kapal bantuan Iran untuk masuk ke Gaza.

Dengan permusuhan antara kedua negara yang mengakar kuat, Sudan menjadi salah satu dari sedikit negara Afrika yang melarang warganya mengunjungi Israel.

Baca Juga: Jalin Hubungan Sembunyi-sembunyi, Mieke Amalia: Gak Apa-apalah, Udah Kepalang Tanggung

Namun demikian, situasinya telah berubah sejak 2014, setelah tahun-tahun yang menegangkan dan tekanan yang diberikan oleh Saudi, Sudan mengakhiri hubungannya dengan Iran.

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x