Kunjungan Suga dan Pompeo Dinilai Punya Tujuan Berbahaya, Rocky: Amerika Bisa Gelar Senjata di LCS

- 2 November 2020, 10:02 WIB
Kolase foto Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (kiri) dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (kanan).
Kolase foto Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga (kiri) dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (kanan). /Pikiran-rakyat.com

PR BEKASI - Rentetan kunjungan dua orang penting di dunia ke Indonesia yaitu Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo beberapa waktu yang lalu menimbulkan kecurigaan dari beberapa kalangan pengamat politik Indonesia.

Bahkan presiden akal sehat sekaligus pengamat politik Indonesia Rocky Gerung juga menaruh suatu kecurigaan dari kunjungan kedua orang penting tersebut.

Rocky Gerung menilai Amerika punya maksud lain selain memperkuat hubungan perdagangan dan investasi bilateral.

Baca Juga: Din Syamsuddin Sebut 3 'Kerusakan Politik' di Indonesia, Refly Harun: Kritiknya Sangat Luar Biasa

"Amerika punya tujuan khusus tentang Indonesia, karena tetap Indonesia dianggap sebagai pemain potensial di Asia Tenggara, sehingga ahli-ahli Indonesia di pemerintahan Trump buka lagi file lama itu, buat liat siapa dan kelompok mana yang bisa dijadikan proksi untuk kepentingan Amerika memperluas diplomasinya di Asia Tenggara," ucapnya.

Menurutnya, keadaan Trump saat ini yang ingin meningkatkan elektabilitasnya untuk menandingi Biden terlihat dari kunjungan Pompeo ke Indonesia.

"Dia perlu kontraksi-kontraksi kecil di dalam negeri, sekarang dia dapat momentum itu untuk menunjukan bahwa Amerika bisa betul-betul gelar senjata di Laut Cina Selatan (LCS), dan memastikan Indonesia bila momentum itu tiba ada di pihak mana tuh, dia mau baca itu dulu kebetulnya," ucapnya.

Baca Juga: Beberapa Kecamatan di Kabupaten Bekasi Mulai Antisipasi Datangnya Banjir Tahunan

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, dirinya yakin bahwa konflik Indonesia dengan LCS digunakan Amerika sebagai kartu yang mereka mainkan nantinya.

"Indonesia jadi kartu di dalam permainan politik Trump dengan China sebetulnya, jadi dulu kita udah banyak ulas bahwa kalo misalnya terjadi perang terbuka di LCS, Indonesia berapa lama sih bisa bertahan tuh, kan dalam hitungan intelijen strategis paling 14-20 jam," tuturnya.

"Karena Armada Amerika akan menjepit Indonesia di mulut LCS, yang dari Jepang turun ke Thailand, Singapura naik ke Okinawa, lalu seluruh jaringan distribusi obat, pangan, dan macem-macem di Indonesia habis, putus di situ," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Sembunyikan Hasil Diagnosis, Pangeran William Ternyata Pernah Tertular Covid-19 April Lalu

Menurutnya hal tersebutlah yang harus dihitung oleh pemerintahan Indonesia, memang bagaimanapun secara militer kemampuan Amerika belum bisa bisa ditandingi oleh Tiongkok.

"Apalagi kalo betul-betul Trump ingin memprovokasi penduduk Amerika supaya betul-betul sentimen anti China, itu dibuktikan secara nyata di LCS, jadi Trump sedang mencari jalan untuk naikin polling-nya itu dengan betul-betul membuktikan secara material bahwa dia mampu untuk menggertak Cina, dan gertakan itu harus diawasi melalui negara-negara yang ada di sekitar kawasan, yaitu Indonesia," tuturnya.

Rocky Gerung menilai Indonesia adalah negara pertama yang harus dipastikan Amerika ingin berpihak kemana jika nantinya dijepit oleh mereka di LCS.

Baca Juga: Neno Warisman Kagum dengan Rocky Gerung karena Sediakan Tempat dan Alat Salat di Rumahnya

"Bawang putih kita masih lewat LCS, diimpor dari Vietnam, gandum masih dari Amerika, macem-macem kan, Jadi itu ancaman riil, semoga pemerintah mengerti itu, bahwa sinyal keras Amerika sudah disampaikan melalui kunjungan Pompeo," ucapnya.

Dirinya yakin di dalam sistem politik Amerika jika presidennya Republik akan berlaku prinsip "Si vis pacem, para bellum"(Kalau anda ingin damai siap-siap buat perang) itu yang disebut real politics di dalam partai republik.

"kalo diplomasi damai selalu partai demokrat, tapi kalo Trump pasti dia akan pakai prinsip yang sama dengan pendahulu-pendahulu mereka, dia mungkin akan tunjukan bahwa gue lebih konservatif dari Bush," tuturnya.

Baca Juga: Polres Metro Jakarta Berhasil Ringkus Belasan Pemuda yang Diduga Sering Picu Tawuran

Kunjungan luar negeri pertama PM Suga ke Indonesia diikuti dengan pompeo dinilai Rocky Gerung merupakan sekuen yang diatur secara diplomatik, menunjukkan betapa pentingnya Indonesia jika dijadikan proksi.

"Jelas karena ada ketegangan di LCS, Jepang tentu ingin mendapat perlindungan dari Amerika, karena itu pembacaan politik regional bukan soal Jepang ingin Investasi bukan, Jepang ingin memastkan kalau dia Investasi, tukar tambahnya apa, jadi Jepang ingin menekan China juga dalam soal bisnis melalui Indonesia, Amerika ingin menekan Cina melalui tekanan politik riil," ucapnya.

Oleh karena itu dua variabel tersebut jelas Rocky, Jepang dan Amerika memiliki pesan yang sama, meminta kepastian arah politik luar negeri dari Indonesia.

Baca Juga: BMKG Memprakirakan Kabupaten Bekasi Hari Ini Akan Turun Hujan dari Siang hingga Malam

Bahkan selain konflik di LCS menurut Rocky, ternyata Jepang dan Amerika meminta kepastian dari Indonesia supaya korupsi di tanah air bisa dihentikan.

"kan itu tandanya mereka negara-negara adikuasa di LCS ini, tau bahwa Indonesia sebetulnya sarang koruptor dan itu yang sering kali dilupakan bahwa investasi itu pertama kali dia ingin tidak ada korupsi, bukan sekedar menyediakan Omnibus Law, karena prinsip-prinsip etik di dalam bisnis pun berubah-ubah hari ini," tuturnya.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah