Vaksin Pfizer Dinilai Sangat Menjanjikan, Namun Tidak Mungkin Disimpan di Kawasan Asia, Mengapa?

- 12 November 2020, 06:56 WIB
Ilustrasi Vaksin.
Ilustrasi Vaksin. /Pixabay

PR BEKASI- Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa mengatakan pihaknya berharap dapat memiliki vaksin COVID-19 akhir tahun ini

Selain itu, pihaknya juga mengatakan bahwa vaksin eksperimental Pfizer merupakan "salah satu vaksin yang sangat menjanjikan", dengan banyak harapan.

Namun vaksin tersebut, berdasarkan teknologi baru yang menggunakan mRNA sintesis untuk mengaktifkan sistem imun melawan virus, muncul dengan tantangan khusus karena harus disimpan pada suhu minus 70 derajat Celsius (-94 F) atau lebih rendah - setara dengan musim dingin Antartika.

Saat mengungkapkan data awal sementara dari uji klinis berskala besar pada Senin, Pfizer mengklaim bahwa vaksin COVID-19 buatannya lebih dari 90 persen ampuh.

Sedangkan untuk data keamanan vaksin buatannya dengan BioNTech SE dapat diperoleh akhir November ini.

"Seperti yang telah kami prediksikan, kami akan mempunyai sebuah vaksin pada akhir tahun ini. Dan Pfizer merupakan salah satu yang sangat menjanjikan," kata Tedros saat pertemuan tingkat menteri tahunan WHO seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.

Baca Juga: Ferdinand Hutahean Protes, Sebut Tak Layak Bandingkan Habib Rizieq dengan Soekarno

"Dan kami juga akan berharap lebih dan lebih," ucapnya. 

Namun sayang, keharusan menyimpan vaksin di tempat yang sangat dingin mempersulit program vaksinasi, terutama di kawasan Asia atau Afrika, yang memiliki cuaca panas, jarak yang sangat jauh dan infrastruktur yang disyaratkan mungkin tidak memadai.

"Berita yang menggembirakan kemarin (pada Senin) tentang vaksin ampuh yang bakal tersedia memperingatkan mengenai tantangan bagi Afrika soal suhu yang  sangat dingin bagi jenis vaksin tersebut. Yang ini musti diperhitungkan dalam memberi dukungan," kata Matshidiso Moeti,  direktur WHO kawasan Afrika pada pertemuan tingkat menteri.

Baca Juga: Berangkat Kerja Pakai Seragam, Pilot Ini Banting Stir Jadi Penjual Warung Mi Usai Terkena PHK

Sedangkan Pemerintah Indonesia menjatuhkan pilihan vaksin pada Cansino, G42 atau Sinopharm, dan Sinovac asal Tiongkok yang telah dipesan beberapa waktu lalu.

Bahkan Vaksin Sinovac telah di uji coba di Indonesia 

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, PT Bio Farma (Persero) menyatakan uji klinis fase tiga Vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Indonesia masih aman karena belum ada laporan mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius atau Serious Adverse Event (SAE).

Baca Juga: Serangan Bom di Jeddah, Empat Orang Dilaporkan Terluka

Selain itu, belum ada laporan kejadian serius yang tidak diinginkan dari para relawan yang diduga berhubungan dengan vaksin atau kegiatan vaksinasi.

Juru Bicara Tim Uji Klinis Fase Tiga Vaksin COVID-19 dr Rodman Tarigan di Bandung, Rabu, mengatakan Vaksin COVID-19 hasil kolaborasi pengembangan Bio Farma dengan Sinovac, saat ini sudah mulai memasuki masa monitoring.

Data per 6 November 2020 menunjukkan 1.620 relawan sudah mendapatkan suntikan pertama, 1.603 relawan  suntikan kedua, dan 1.335 relawan masuk tahap monitoring, baik untuk imunogenicity, efikasi (khasiat), maupun keamanan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah