Lakukan Uji Coba Pada Carpelai, Vaksin Denmark Dinilai Efektif Lawan Covid-19

- 14 November 2020, 12:11 WIB
WHO mengkonfirmasi hewan carpelai yang menyebabkan perpindahan penularan Covid-19 dari hewan ke manusia.
WHO mengkonfirmasi hewan carpelai yang menyebabkan perpindahan penularan Covid-19 dari hewan ke manusia. /Live Science

PR BEKASI - Vaksin virus COVID-19 tengah dibuat dan diteliti di beberapa negara di dunia, termasuk Denmark.

Diketahui bahwa calon vaksin buatan Denmark pada uji coba hewan terbukti efektif melawan virus Corona baru.

Virus ini yang bermutasi dari cerpelai (sejenis musang), yang ditemukan di negara tersebut, menurut ilmuwan terkemuka pada Kamis, 12 November 2020 kemarin

Baca Juga: Limah Medis Ancam Lingkungan, KLHK Sebut Peningkatan Capai 30-50 Persen

Otoritas Denmark pekan lalu memulai rencana pemusnahan 17 juta cerpelai milik Denmark, yang merupakan salah satu populasi terbesar di dunia.

Pihaknya mengatakan, temuan virus baru-baru ini di peternakan cerpelai dan manusia dapat memperlambat vaksin COVID-19 masa depan.

Sementara, riset awal dari jenis virus yang bermutasi, yang dikenal Cluster 5, menunjukkan bahwa virus memiliki sensitivitas yang menurun terhadap antibodi.

Baca Juga: BMKG Prediksi Adanya Cuaca Ekstrem yang Sebabkan Bencana Alam, Polri Siapkan Operasi Tanggap Bencana

Sehingga, berpotensi membahayakan keampuhan vaksin masa depan, menurut otoritas pekan lalu.

Namun, antibodi dari kelinci yang diobati dengan calon vaksin tahap awal milik Institut Serum Negara Denmark (SSI) berhasil melawan varian Cluster 5, menurut ilmuwan terkemuka SSI, Anders Fomsgaard.

"Kami tidak dapat mengelak untuk tidak menguji antibodi kelinci yang kami miliki terhadap Cluster 5, dan itu efektif," kata Fomsgaard kepada lembaga penyiar Denmark DR, seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Kamis, 13 November 2020.

Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Minta DPR dan Pemerintah Pusat Contoh Papua terkait Perda Minuman Beralkohol

Diketahui, calon vaksin tersebut, yang pada tahap awal pengembangan, akan segera digunakan pada uji coba manusia, yang belum pasti akan memiliki efek yang sama.

"Apakah ini juga berlaku untuk vaksin lainnya dan apakah itu berlaku untuk antibodi manusia, kami tidak tahu," katanya.

Hingga kini pihak Reuters tak bisa menghubungi Fomsgaard untuk dimintai keterangan.

Baca Juga: Per 1 Januari 2021, Pemerintah Akan Hentikan Penjualan BBM Jenis Premium di Jawa, Madura, dan Bali

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa mengatakan penilaian risiko pada Kamis, 12 November 2020 kemarin memunculkan "ketidakpastian yang besar".

Hal tersebut mengenai ancaman potensial yang ditimbulkan dari penyebaran virus ke cerpelai, mutasinya, serta konsekuensi penyebaran ke manusia.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah