Resmi Gencatan Senjata, Putin Minta Azerbaijan Jaga Gereja di Kawasan Nagorno-Karabakh

- 15 November 2020, 12:29 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Alamy Live News/Alamy Live News/

PR BEKASI - Konflik panas antara Azerbaijan dengan Armenia di kawasan Nagorno-Karabakh kini telah dihentikan.

Kesepakatan itu menandai berhentinya peperangan antara dua negara yang saling melakukan penyerangan dan menyebabkan banyaknya kerusakan.

Hal itu ditandai adanya penandatanganan antara Armenia, Azerbaijan, dan juga Rusia yang bersepakat mengakhiri konflik militer di kawasan yang disengketakan.

Baca Juga: Dukung Ajakan KKP, PT Kalog Siap Bantu Sistem Logistik Perikanan Nasional

Seperti diketahui bahwa Rusia kini menjadi perantara gencatan senjata antara kedua negara. Rusia beberapa waktu lalu sempat mengirimkan pasukan perdamaian Rusia untuk menjaga di sepanjang garis depan Nagorno-Karabakh serta batas wilayah dengan Armenia.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu kemarin meminta kepada Presiden Azerbaijan, yaitu Ilham Aliyev untuk menjaga tempat suci Kristen di berbagai daerah Nagorno-Karabakh yang menjadi milik Azerbaijan.

Putin memberikan informasi kepada Ilham bahwa terdapat gereja dan biara Kristen di beberapa bagian yang secara internasional menjadi bagian dari Azerbaijan. Namun, dihuni oleh etnis dari Armenia.

Baca Juga: Pantauan Fenomena Alam Gunung Merapi, BPPTKG: Terus Terjadi Guguran dan Suara Gemuruh

Hal ini ditekankan mengingat pentingnya menjaga keselamatan dan keamanan sesuai kesepakatan dalam gencatan senjata tersebut.

"Dalam hal ini, dia (Putin) menggarisbawahi pentingnya mengamankan keselamatan dan kehidupan gereja yang normal dari tempat-tempat suci ini," kata Kremlin, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Minggu, 15 November 2020.

Saat ini, diketahui bahwa Azerbaijan merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam.

Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19 Sayangkan Oknum Massa Habib Rizieq yang Abai Protokol Kesehatan

Terhadap kesepakatan gencatan senjata, baik Putin, Aliyev dan pemimpin Armenia, Nikol Pashinyan juga membahas beberapa hal bersifat praktis.

Belum diketahui apakah pembicaraan tersebut dilakukan Putin bersama dengan pemimpin kedua negara ataukah dilakukan secara terpisah.

Berdasarkan perjanjian tersebut, 2.000 tentara penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah yang mengalami konflik tersebut.

Baca Juga: Akui Tak Akan Kepung Rumah Nikita Mirzani, Ustaz Maaher: Insya Allah Saya Masih Waras dan Tak Konyol

Sebelumnya sejak awal 1990-an, etnis Armenia telah memegang kendali militer atas seluruh kawasan Nagorno-Karabakh dan sebagian besar wilayah Azerbaijan di sekitarnya.

Namun saat ini mereka telah kehilangan sebagian besar daerah itu serta wilayah sekitarnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah