Ridwan Kamil Beri Tanggapan Soal Mural: Mural is Dead? Mari Berdialog

1 September 2021, 14:35 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tanggapi soial murall is dead dan mengajak masyarakat untuk berdialog atau diskusi. /Kolase/Instagram/@ridwankamil

 

PR BEKASI - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan tanggapan mengenai seni menggambar, melukis di atas sebidang tembok atau lebih dikenal dengan istilah mural yang sedang ramai dibicarakan baru-baru ini.

Pasalnya, mural yang sering dijadikan media oleh rakyat untuk mengekspresikan kritik pada pemerintah kini ruangnya semakin terbatas, bahkan dihilangkan.

Sejumlah tokoh menganggap penghapusan mural di jalanan membatasi kebebasan berpendapat dan berekspresi rakyat.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pun turut memberikan tanggapannya mengenai mural.

Baca Juga: Ridwan Kamil Ingin Herd Immunity Tercapai Akhir Tahun 2021

Melalui sebuah unggahan di Instagram pribadinya @ridwankamil, ia mengatakan bahwa perlu berdialog atau diskusi untuk merumuskan batasan-batasan boleh dan pantas atau tidaknya suatu mural.

"MURAL IS DEAD? Kita ini harus berdialog, dalam merumuskan 'batas'. Batasan mana yang boleh dan pantas, mana yang tidak boleh dan tidak pantas," tutur Ridwan Kamil dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Instagram pribadinya, Rabu, 1 September 2021.

Menurut Ridwan Kamil, berdialog diperlukan sebab tidak semua orang mengetahui perbedaan ungkapan kritik yang argumentatif dan hinaan yang tidak berdasar.

"Di dunia digital pun, tidak semua dari kita paham, mana itu 'kritik' argumentatif mana itu 'buli atau hinaan'. Orang berjiwa besar bicarakan gagasan, orang berjiwa kerdil bicarakan atau gosipkan orang," ujar Ridwan Kamil melanjutkan.

Baca Juga: Kalahkan Denny Sumargo Saat Tanding Basket dan Bulutangkis, Ridwan Kamil: Keseringan Sombong Itu Tidak Baik

Ridwan Kamil menganalogikan kebebasan berekspresi seperti berlalu lintas, ada lampu lalu lintas yang mengatur dan membatasi berjalannya kendaraan di jalan. Begitu pula berekspresi dengan mural.

Tak hanya itu, Ridwan Kamil melanjutkan bahwa mural juga dibatasi oleh kesepakatan budaya dan kearifan lokal, akan tetapi hal tersebut membuat kritikan melalui mural terkesan tidak jelas.

"Seperti lalu lintas kita pun dibatasi di lampu setopan, kebebasan ekspresi pun dibatasi, oleh nilai 'kesepakatan budaya dan kearifan lokal'. Itulah kenapa isu 'mural kritik' kelihatannya hari ini masih berada di ruang abu-abu," tutur Ridwan Kamil.

Mural dianggap belum memiliki penafsiran yang jelas tentang batasannya. Sehingga menurut Ridwan Kamil akan selalu menjadi perdebatan tentang mural sebagai kritikan atau hinaan belaka.

Baca Juga: Janjikan Bonus Rp300 Juta untuk Windy Cantika, Ridwan Kamil: Ditabung ya

"Jika belum ada kesepahaman, maka tafsir boleh atau tidak boleh akan selalu menyertai perjalanan dialektika 'ini kritik atau hinaan' dalam perjalanan demokrasi bangsa ini," ujar Ridwan Kamil.

Lebih lanjut Ridwan Kamil mengatakan bahwa menurutnya mural adalah seni yang sifatnya sementara waktu atau temporer. Sehingga mural suatu saat akan tidak berlaku lagi.

Ridwan Kamil juga memberikan pesan kepada para pembuat mural untuk tidak sembarangan membuat mural. Menurutnya ketika membuat mural harus ada izin dari pemilik tembok.

"Dalam perspektif saya, Mural adalah seni ruang publik yang 'temporer'. Ada umurnya. Pelaku mural juga harus paham dan jangan baper, karena karyanya suatu hari akan hilang. Apalagi tanpa ijin pemilik tembok. Bisa pudar tersapu hujan, dihapus aparat ataupun hilang ditimpa pemural lainnya," ujar Ridwan Kamil.

Diakhir unggahan, Ridwan Kamil kembali mengajak untuk berdialog tentang mural. Walaupun dalam unggahan tersebut belum jelas pihak mana saja yang diajak oleh Ridwan Kamil untuk berdialog.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Instagram @ridwankamil

Tags

Terkini

Terpopuler