Karo Penmas Polri Brigjen Pol M. Iqbal mengatakan, kerusuhan bermula dari cekcok antara tahanan dengan petugas perihal makanan pemberian keluarga yang harus melewati pemeriksaan petugas terlebih dahulu.
Ada narapidana yang tidak terima dan memicu keributan. Rabu sore, pihak kepolisian melaporkan bahwa ada lima anggota Densus 88 Antiteror dan satu orang napiter yang tewas dalam kerusuhan di Mako Brimob.
Baca Juga: SAR Banyuwangi Terjun Bantu Operasi Pencarian KRI Nanggala-402
Diketahui pula, para napiter berhasil merebut senjata petugas dan menyandera satu anggota Densus lainnya.
Di sana mereka mengajukan sejumlah tuntutan, mulai dari protes soal makanan hingga minta bertemu terdakwa kasus bom Thamrin, Aman Abdurrahman.
Hingga Rabu tengah malam, napiter berhasil menguasai seluruh rutan Mako Brimob. Polisi hanya bisa berjaga di luar gedung.
Kamis dini hari, sekitar pukul 00.00, polisi yang disandera berhasil dibebaskan dalam keadaan hidup. Ia mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuh.
Pembebasan personel bernama Bripka Iwan Sarjana tersebut merupakan hasil negosiasi dengan pihak napiter yang meminta makanan.
Pukul 02.18, satu unit mobil barracuda masuk ke dalam Mako Brimob untuk mengambil alih rutan. Polisi memberikan ultimatum terlebih dulu untuk para tahanan agar menyerahkan diri sebelum melakukan penyerbuan.